KUNINGAN (MASS) – Saat seseorang memutuskan untuk menjadi muallaf, jalan yang ditempuh tidak selalu mulus. Tantangan datang dari berbagai arah keluarga, lingkungan, bahkan pergulatan batin sendiri. Namun, bagi mereka yang menemukan cahaya Islam, perjalanan itu justru menjadi babak baru yang penuh makna. Villa Qur’an, yang sebelumnya dikenal sebagai tempat pembinaan muallaf, tidak hanya menjadi rumah bagi mereka yang baru mengenal Islam, tetapi juga menjadi titik awal perjalanan spiritual yang lebih dalam.
Di balik dinding pesantren tersebut, tersimpan kisah-kisah luar biasa dari mereka yang memilih Islam sebagai jalan hidupnya. Dari pencarian panjang hingga akhirnya bersyahadat, setiap mualaf membawa cerita yang unik penuh perjuangan, air mata, dan keteguhan hati. Bagaimana mereka menemukan Islam? Apa yang membuat mereka yakin untuk meninggalkan keyakinan lama? Inilah kisah-kisah perjuangan mualaf yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga menginspirasi banyak orang.
Tidak sedikit muallaf datang ke Villa Qur’an dengan berbagai latar belakang dan alasan. Beberapa menemukan Islam melalui pergaulan, ada yang tersentuh dakwah di media sosial, dan tidak sedikit yang terinspirasi oleh perilaku muslim yang mereka temui. Namun, perjalanan mereka tidak selalu mudah. Beberapa di antara mereka harus menghadapi penolakan dari keluarga, kehilangan lingkungan sosial, hingga pergulatan batin yang mendalam.
“Awalnya saya hanya ingin tahu, tapi semakin saya belajar, semakin saya suka karena orang-orang islam itu pada baik. Mulai dari teman-teman islam dan guru di sekolah,” ujar Boma salah satu mualaf asal Papua dalam podcast bersama Kuningan Mass, Selasa (25/3/2025).
Sebagai pesantren yang tidak hanya berfokus pada pendidikan agama, Villa Qur’an berperan penting dalam membimbing para mualaf. Ust. Ade Muhammad Syafa’at, pengasuh Villa Qur’an, menuturkan bahwa pesantren itu tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga memberikan pendampingan mental dan emosional.
“Kami menyadari bahwa menjadi mualaf adalah keputusan besar yang membawa banyak perubahan dalam hidup seseorang. Oleh karena itu, kami berusaha menciptakan lingkungan yang tidak hanya mendidik, tetapi juga mengayomi dan memberikan rasa kekeluargaan,” ungkapnya.
Menariknya, banyak mualaf di Villa Qur’an tidak hanya belajar dasar-dasar Islam, tetapi juga memilih untuk mendalami Al-Qur’an. Beberapa bahkan berhasil menjadi hafiz dalam waktu yang relatif singkat. Proses tersebut tentu tidak mudah, tetapi didorong oleh semangat dan keteguhan hati, mereka mampu menghafal 30 juz Al-Qur’an sebagai bentuk dedikasi mereka terhadap keyakinan baru.
Kisah-kisah perjuangan mualaf tersebut menjadi inspirasi bagi banyak orang, termasuk mereka yang lahir dalam keluarga muslim tetapi belum mendalami agama secara serius. Perjalanan spiritual mereka mengajarkan bahwa Islam bukan hanya tentang warisan keluarga, tetapi tentang keyakinan yang datang dari hati.
“Semoga hadirnya Villa Qur’an, generasi ini tidak hanya menemukan tempat untuk belajar, tetapi juga menemukan keluarga baru yang mendukung mereka dalam perjalanan iman. Bagi mereka, Villa Qur’an bukan sekadar pesantren tetapi juga rumah, tempat di mana mereka benar-benar menemukan cahaya Islam,” tutupnya.
Tonton kisah lengkapnya disini :