KUNINGAN (Mass)- Desa Pajambon Kecamatan Kramatmulya dalam dua tahun ini sempat tenar. Penyebabnya, adalah warganya menolak proyek geotermal atau panas bumi.
Mereka menolak sumber air panas di wilayahnya dijadikan sumber energi baru yang akan dikelola oleh Chevron. Penolakan mereka sukses dan Chevron pun mundur.
Andai proyek geotermal datang sebelum tahun 2003 mungkin ceritanya bisa lain. Pasalnya, pada saat itu perekonomian warga masih belum stabil karena mereka menggantungkan hidup pada usaha tanaman sayuran.
Tapi pasca 2003 dimana lahan pertanian dirubah menjadi tanaman jambu merah, pelan tapi pasti ekonomi warga berubah menjadi lebih baik. Pendek kata kini warga lebih sejahtera.
Menurut Kades Pajambon Kecamatan Kramatmulya Nani Ariningsih, kini hampir 70 persen warganya menggantung nasibnya pada jambu merah. Puluhan ton dalam sehari jambu diangkut ke berbagai daerah.
Jambu merah yang tidak mengenal musim lanjut dia, membuat warga bahagia. Warga kini hidup sejahtera dan tingkat pendidikan pun meningkat setiap tahunnya. Warga yang melanjutkan ke perguruan tinggi bukan hal yang baru namun sudah hal lumrah.
“Meski saat ini harga jambu menurun namun bukan berarti penjualan sepi. Tetap saja kirim mengalir karena sudah ada mitra yang menampung hasil produksi jambu,” ucap Nani kepada kuninganmass.com Sabtu (13/5/2017).
Kades perempuan pertama di Pajambon ini mengaku, apabila dihitung kotor dalam setahun tidak kurang dari Rp30 miliar dana masuk ke Pajambon dari jambu. Benar-benar tanaman jambu memberikan keberkahan yang sangat luar biasa.
Nani mengaku, pada awalnya banyak jambu yang dibiarkan busuk karena terlalu banyak. Sedangkan pada saat itu warga belum bisa berinovasi selain menjual jambu mentah.
Dan akhirnya lanjut Nani, warga mencoba membuat produk dan berhasil. Tidak cukup disana saat ini varian dari jambu semakin banyak yakni dodol, serbuk minum, jus, kripik dan pupuk.
“Kami saat ini terus berinovasi dan memasarkan produk dari bahan jambu. Kami ingin warga semakin sejahtera dan jambu Pajambon lebih dikenal luas karena memang rasanya berbeda dengan jambu merah lainnya,” ucap Nani. (agus)