KUNINGAN (MASS) – Umrah bukan sekadar perjalanan ibadah, tapi juga ruang lahirnya keajaiban dan hidayah. Banyak jemaah datang dengan hati berat, lalu pulang dengan air mata haru dan jiwa yang baru. Itulah yang disampaikan Dewi Puspita, perwakilan PT Arminareka Perdana Kuningan, dalam podcast Kuningan Mass yang tayang Sabtu (2/8/2025), saat ia membagikan kisah nyata jemaah-jemaah yang mengalami perubahan luar biasa di Tanah Suci.
Salah satu kisah paling berkesan yang dibagikan Dewi yaitu tentang seorang jemaah yang awalnya ragu berangkat karena merasa “tidak pantas”. Ia seorang pria bertato, yang bahkan merasa berdosa dan enggan mendaftar sendiri. Namun atas inisiatif istrinya, ia tetap ikut rombongan.
“Awalnya beliau bilang, ‘Teteh, saya mah banyak dosa, enggak pantas ke tanah suci.’ Tapi saya bilang, ‘Tanah suci bukan tempat pembalasan, tapi tempat pengampunan,’” ujar Dewi.
Sesampainya di Makkah, jemaah tersebut justru menjadi yang paling rajin beribadah. Hampir setiap salat berjamaah ia hadiri, bahkan sering kali sudah berada di masjid lebih dulu dari peserta lain.
Dewi juga menegaskan, keajaiban-keajaiban seperti itu bukan hal langka. Dalam setiap rombongan, selalu ada kisah tentang jemaah yang awalnya pesimis, lalu pulang dengan wajah bersinar karena keikhlasan dan kedekatannya pada Allah semakin kuat.
Tak hanya jemaah, Dewi sendiri mengalami pengalaman yang memperkuat keimanannya. Ia pernah mengalami kondisi usus buntu yang pecah saat sedang menjalankan ibadah umrah. Rasa sakitnya ditahan demi bisa menyelesaikan rangkaian ibadah.
“Waktu itu saya bilang dalam hati: ‘Ya Allah, jika Engkau panggil, aku ikhlas. Tapi kalau masih diberi hidup, izinkan aku lebih banyak bermanfaat untuk umat.’ Dan Allah berikan saya kesempatan itu,” kenangnya haru.
Dewi juga bercerita tentang jemaah yang mendapatkan Al-Qur’an secara tiba-tiba di Masjidil Haram, bahkan dalam jumlah banyak untuk dibagikan. Ada pula yang mendapatkan jodoh di Tanah Suci dan menamai anak mereka dengan nama “Ka’bah”.
“Kalau di sana doa kita sedang diijabah. Banyak yang minta jodoh, kesehatan, dan semuanya Allah jawab. Bahkan orang-orang yang awalnya hanya dagang kerupuk atau tukang cengkeh bisa berangkat. Itulah ‘The Miracle of Baitullah’,” ungkapnya.
Dari kisah-kisah itu, Dewi menekankan, umrah/ haji bukan soal siapa yang mampu, tapi siapa yang mau.
“Allah tidak melihat isi dompet kita, tapi niat hati kita. Banyak yang merasa tak pantas, justru paling dicintai Allah saat di Baitullah,” pungkasnya. (argi)
Selengkapnya, tonton video di bawah ini :