KUNINGAN (MASS) – Dampak psikologis komunikasi politik dari survei calon bupati Kabupaten Kuningan 2024 terhadap pemilih dapat dianalisis dari beberapa aspek, karena survei tersebut mempengaruhi persepsi, emosi, dan sikap politik masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak yang bisa terjadi:
1. Pembentukan Persepsi dan Ekspektasi
Survei yang menampilkan popularitas dan elektabilitas calon bupati dapat membentuk persepsi pemilih tentang siapa yang kemungkinan besar akan memenangkan pemilihan. Pemilih cenderung terpengaruh oleh hasil survei dalam menentukan sikap politik mereka, terutama jika survei menunjukkan tren yang jelas. Dalam konteks ini, psikologis pemilih dipengaruhi oleh bias bandwagon effect, yaitu kecenderungan pemilih mendukung calon yang dianggap populer atau berpeluang menang.
2. Penguatan atau Perubahan Loyalitas
Pemilih yang sudah memiliki preferensi terhadap calon tertentu dapat merasa termotivasi atau justru ragu ketika melihat hasil survei. Jika calon yang mereka dukung memiliki elektabilitas tinggi, mereka mungkin merasa semakin yakin dengan pilihannya. Sebaliknya, jika calon favorit mereka memiliki elektabilitas rendah, pemilih bisa mengalami disonansi kognitif dan mulai mempertimbangkan calon lain.
3. Kecemasan dan Ketidakpastian
Ketidakpastian mengenai hasil pemilu sering kali menyebabkan kecemasan politik di kalangan pemilih. Pemilih yang merasa calonnya tertinggal dalam survei dapat merasakan tekanan dan stres. Mereka mungkin merasa khawatir akan masa depan daerah jika calon yang mereka dukung kalah.
4. Mobilisasi Pemilih
Survei juga dapat menjadi alat mobilisasi politik, yang berdampak pada psikologis pemilih. Hasil survei yang memperlihatkan selisih ketat antara dua calon bisa mendorong pemilih untuk lebih aktif terlibat dalam kampanye atau menggunakan hak pilih mereka. Sebaliknya, survei yang menunjukkan salah satu calon unggul jauh bisa menyebabkan efek apatis, di mana pemilih merasa suaranya tidak lagi signifikan.
5. Pengaruh Media dan Komunikasi Sosial
Media yang meliput hasil survei sering kali mempengaruhi psikologis pemilih melalui cara penyajian informasi. Berita dan narasi seputar survei bisa memengaruhi pemilih dengan menciptakan frame tertentu mengenai calon. Selain itu, diskusi di media sosial terkait hasil survei dapat memperkuat posisi pemilih dalam kelompok atau komunitas tertentu, memperkuat efek echo chamber di mana mereka hanya mendengar opini yang sejalan dengan pilihan mereka.
6. Polarisasi
Survei juga bisa memperkuat polarisasi di antara pemilih. Ketika survei menampilkan dua atau lebih calon dengan elektabilitas yang hampir seimbang, pendukung dari masing-masing calon cenderung semakin bersemangat membela pilihan mereka. Hal ini bisa memperparah perpecahan di antara kelompok masyarakat yang berbeda pandangan politik.
Dampak psikologis ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh survei dalam memengaruhi pemilih, bukan hanya pada level keputusan politik, tetapi juga pada kondisi emosi dan sikap sosial mereka.
Oleh: Kang Affan, Akademisi dan Pengamat Politik