Connect with us

Hi, what are you looking for?

Government

Damkar Curhat ke Bupati, Sudah 723 Titik Disemprot Desinfektan, Tapi Anggaran Hanya Rp40 Juta

KUNINGAN (MASS) – Peran Damkar Kuningan dalam pencegahan penyebaran covid-19 di Kabupaten Kuningan sangat besar.

Setiap ada warga yang terpapar virus covid-19, maka pasukan Damkar langsung terjun. Mereka melakukan penyemprotan dan mereka tidak mengenal waktu.

Dari data yang disampaikan Kepala UPT Damkar Kuningan Khadafi Mufti MSi hingga tanggal 19 November sudah ada 723 titik lokaiu yang disemprot desinfektan.

“Kalau dikalkulasikan desinfektan yang disemprot adalah 1,5 juta,” sebut Khadafi, Kamis (19/11/2020) siang di Pendopo Kuningan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Putra dari mantan Staf Ahli Bupati Kuningan Dadang Hermawan itu menerangkan, ke 723 titik itu terdiri dari 230 desa. Kemudian  bangunan pemerintah/swasta/rumah sakit sebanyak 221 lokasi.

Kemudian, musala/masjid ,pasar sebanyak 15 titik. Lalu, jalan raya jalan desa jalan protokol sebanyak 77 titik lokasi.

“Satu kali penyemprotan itu biayanya yang dibutuhkan adalah Rp2,4 juta. Sedangkan kami dianggarkan  Rp40 juta, tentu kurang.  Berapa kekurangnya dan dari mana uangnya  nanti kami jelaskan,” ujarnya.

Mengenai kedatangan ke Pendopo dan menemui Bupati Acep Purnama, Khadafi ingin melaporkan terkait apa yang sudah dilakukan termasuk anggaran yang sudah habis.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Kami sengaja bawa pasukan agar Pak Bupati pah dan mengetahui. Total ada 28 petugas dan yang sekarang dibawa hanya 4 orang,” jelasnya.

Ia berharap dengan kedatangannya bisa diketahui oleh bupati terkait apa yang sudah dilakukan. Pihaknya melaporkan dari awal penyemprotan hingga tanggal 19 November.

Sekadar informasi dari 28 anggota, baru 10 petugas yang statusnya sudah PNS. Tugas Damkar sendiri sangat banyak bukan hanya foksu ke pemadaman kabakaran.

Tapi lanjut Khadafi adalah menangkap binatang buas seperti ular, tawon, evakuasi hewan yang terjerumus spitank, evakuasi pohon tumbang dan banjir.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Dalam setiap pekerjaan kami tampa pamrih karena sudah tugas. Sekali pun mereka THL, tetap dilarang menerima uang dari warga ketikamembantu,” pungkasnya. (agus)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version