KUNINGAN (MASS) – Rendang bukan sekadar hidangan, tetapi simbol kebanggaan dan identitas masyarakat Minangkabau. Dengan cita rasa yang khas dan proses memasak yang memakan waktu berjam-jam, rendang telah memikat selera masyarakat dunia. Keunikan kuliner tersebut menjadikannya sebagai salah satu ikon gastronomi Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.
Rendang yang merupakan kuliner khas Minangkabau yang telah mendunia, tengah dipersiapkan untuk diusulkan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO pada tahun 2025. Langkah itu diambil guna mendapatkan pengakuan global sekaligus melestarikan keautentikan cita rasa rendang sebagai bagian dari kekayaan kuliner Indonesia.
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan pentingnya pengajuan rendang ke UNESCO untuk melindungi dan mengukuhkan posisinya sebagai warisan budaya dunia. “Dengan mendaftarkan rendang ke UNESCO, kita tidak hanya menjaga keasliannya, tetapi juga semakin memperkenalkan kelezatan kuliner Indonesia ke panggung internasional,” ujar Fadli Zon, dari Indonesia.go.id yang diakses pada Minggu (9/2/2025).
Rendang, sebuah hidangan berbahan dasar daging sapi yang diracik dengan rempah-rempah khas dan dimasak perlahan di atas tungku hingga menghasilkan cita rasa yang kaya. Hidangan ini telah mendapatkan pengakuan dunia sebagai makanan terenak versi CNN pada tahun 2017, serta memiliki daya tarik tinggi di pasar ekspor, baik dalam bentuk masakan siap saji maupun bumbu instan.
Melalui pengakuan dari UNESCO, rendang diharapkan semakin mendunia dan memberikan dampak positif bagi ekonomi kreatif serta industri kuliner di Indonesia. Selain itu, langkah tersebut juga menjadi bentuk apresiasi terhadap warisan budaya nenek moyang agar tetap lestari dan dikenal oleh generasi mendatang. Mendaftarkan rendang ke UNESCO bukan hanya soal pengakuan, tetapi juga tentang menjaga warisan yang kaya nilai sejarah dan budaya. (argi)