KUNINGAN (MASS) – Jam sudah menunjukan pukul 21.00 WIB. Namun, karena malam itu adalah hari libur, para pengunjung Taman Kota masih terlihat ramai.
Dari kejahuan di dekat tugu patung kuda terlihat kakek tua berdiri di samping tempat jualannya. Ketika kuninganmass.com melintas si kakek yang usianya lebih dari setengah abad itu menawarkan kopi panas.
Karena tidak suka mengonsumsi kopi, kuninganmass.com menolak secara halus dengan alasan baru minum secangkir kopi dengan sepotong hui (ubi) di rumah.
Meski tanpa kopi, perbincangan mulai hangat setelah kuninganmass.com bertanya terkait Tamkot yang akan direvitalasi dan memaksa pedagang harus terusir ke tempat baru.
“Bapak sudah mengetahui, tapi belum jelas bapak akan kemana. Meski sedih karena harus pindah tapi tidak bisa menolak,” ujar pria yang menggunakan kaos putih oblong hadiah dari produk kopi itu.
Kakek asal Ciarja Kelurahan Cigintung Kecamatan Kuningan itu mengaku, berjualan di Tamkot sudah mempunyai pelanggan tetap, baik ketika berjualan di luar area taman atau pun di dalam.
“Kan kalau di sini mah sudah punya pelanggan. Lumayan buat menyambung hidup. Apalagi kalau malam Minggu dan malam Senin bisa laku belasan gelas,” tandasnya.
Warga datang ke Tamkot karena ingin refresing dan jajan. Tapi kalau nanti Tamkotnya di tutup, warga tentu tidak akan datang karena tidak ada tujuan.
“Benar-benar bingung. Sebelum corona mah jualan rada rame, kalau sekarang mah andalan hari Sabtu dan Minggu, selebihnya sepi,” ujarnya lagi dengan suara memelas.
Ia berharap relokasi ke tempat baru memberikan solusi yang tempat. Agar PKL tidak benar-benar sepi.
Sementara, bukan hanya Leman, para pedagang yang lain pun merasa bingung dengan kondisi saat ini. Karena kalau pun Tamkot sudah beres mereka tidak bisa berjualan di pinggir tapi di belakang tamkot. (agus)