KUNINGAN (MASS) – Pemandangan yang satu ini mungkin memang tidak asing. Tapi menggelitik di pikiran.
Lelaki setengah tua, berjalan berkeliling sembari memikul tanggungan berisi belasan atau puluhan cobek atau cowet.
Seperti pada Rabu (4/8/2021) siang. Kuninganmass.com melihat pedagang cobek keliling yang satu ini di Jalan Raya Kuningan-Cirebon tepatnya di Desa/Kecamatan Jalaksana.
Selalu, terbesit dalam pikiran, logika-logika yang menggelitik. Apakah cobek dengan berat lumayan itu, yang dibawanya dengan jalan dipikul jalan kaki, selalu terjual.
Apakah setiap hari orang butuh cobek baru ? Apakah setiap hari, orang update cobek seperti halnya gadget ?
Apakah ada untungnya dengan perputaran yang lambat dan sedikit ? Dan banyak lagi pertanyaan lainnya yang selalu ada dipikiran.
Kuninganmass.com memilih berhenti dan bertanya secara langsung. Lelaki yang diwawancarai adalah Mas Roni. Tukang Cobek asal Mundu Cirebon ini, tidak keberatan saat ditanya-tanya perihal usahanya.
“Kalo nanggung gini mah, biasa, biasa tani,” ujarnya dalam bahasa Sunda yang kaku karena logat jawa, siang itu.
Mas Roni mengaku, sudah berdagang cobek sekitar 15 tahunan. Dirinya mengaku, jika tidak sedang jualan ia memilih bertani di kampungnya.
“Sama-sama menggunakan otot dan tenaga,” ujarnya.
Roni sendiri, mengaku sering berjualan dengan berjalan kaki bahkan sampai Kadugede.
Selain di Pasar baru, Lengkong dan menyusuri sepanjang jalan Kuningan-Cirebon.
“Kalo berangkat di elf, pulang (Ke Cirebon) juga,” tuturnya.
Robi mengaku, sebelumnya biasa dagang keliling seperti itu di luar kota yang cukup jauh seperti Bandung dan Bogor.
Hanya saja, karena lockdown dan pembatasan ini, dirinya memilih berdagang di kota yang tak begitu jauh.
“Paling (kalo banyak-banyaknya) laku 6 cobek dari bawa 10 tuh,” tambahnya lagi.
Meski harus lelah dengan untung yang tidak seberapa, apalagi dipotong ongkos dan lain sebagainya, Roni terlihat tetap semangat mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya.
Roni merupakan penjual yang cukup seru saat diajak ngobrol. Selain interaktif, penggunaan bahasa Sunda dengan logat khas jawa nya juga, kadang membuat keseruan bertambah dan memancing senyum lebar.
Banyak hikmah yang didapat dari Mas Roni yakni seberat usaha harus kita lakukan dulu, terkait hasil pasrahkan kepada yang maha kuasa serta tidak lupa berdoa.
Allah akan selalu memberi rejeki kepada siapa saja yang mau berusaha sekalipun itu jualan cobek yang barang tidak habis dalam sekali pakai.(Eki)