KUNINGAN (MASS) – Pada Jumat (9/7/2021) sore, terlihat lelaki setengah baya sekitar usia 40-an, saat gerimis tetap mendorong gerobak kecilnya. Gerobak usaha Cilok Barokah, atau Cilok Eduy.
Lelaki tersebut bernama Edi, asal Kertawangunan yang sudah tiga tahunan ini berjualan cilok, atau yang sering kita artikan aci dicolok.
“Biasanamah tara hujan, eh ieu ayeuna hujan,” ujarnya tanpa terlihat mengkel.
Ekspresinya yang tidak terlihat kesal, hanya biasa saja itu menunjukan banyak hal. Mungkin memang sudah biasa panas atau hujan.
Mungkin juga sudah benar-benar mafhum, hidup memang berjalan penuh kejutan. Manusianyalah yang tak perlu berlebihan kagetannya.
“Kapungkurnamah damel bangunan, tapi hoyong mandiri,” imbuhnya menjelaskan, bahwa makin lama, untuk kerja bangunan tenaganya tidak lagi sebesar dulu.
Kuninganmass.com sendiri menjajal Cilok Eduynya mang Edi. Dengan porsi dan ukuran yang cukup umum, baluran bumbu kacang dan padanan aci memang selalu top.
Mang Edi juga bukan orang yang risihan saat ditanya-tanya pelanggan. Dengan sopan dan wajar, setiap pertanyaan dijawabnya lugas.
Pun begitu saat ditanya perihal masa pendemi seperti sekarang. Diakuinya, pendapatannya menurun drastis.
“Karaos tiisen ayenamah benten sareng kapungkur,” sebutnya menjelaskan.
Sebelumnya satu kali berjualan bisa habis lebih dari 3 kg-an. Sekarang kadang hanya 2 kg-an adonan saja.
Dirinya mengaku, selama ini berjualan dengan mendorong gerobak ke Ancaran hingga Kedungarum dan perumahan-perumahan serta kantor-kantor dinas.
Biasanya, Edi mulai berjualan dari pukul 9 pagi sampai pukul 4 sore. (Eki)