KUNINGAN (MASS) – Lelaki yang satu ini bernama Albi Aliyuddin, seorang mahasiswa UIN Jakarta asal Desa/Kecamatan Kramatmulya – Kuningan. Jauh merantau dari Kuningan ke luar kota, Albi mengaku ingin total banyak menimba ilmu di luar sana.
Semangat itu jugalah yang mungkin membawanya berkegiatan hingga Malaysia, Thailand dan Turki dalam dua tahun belakangan ini. Ya, Albi adalah salah satu delegasi peserta Internasional Youth Leader akhir tahun 2019 ke Malaysia.
Albi juga bercerita, delegasi keduanya untuk program kegiatan yang sama ke Turki. Dan pada akhir tahun 2019 lalu, Albi terpilih menjadi pendamping kegiatan program yang serupa, ke Thailand.
“Setiap orang tentu punya cara tersendiri untuk berkegiatan, mengembangkan diri. Saya pribadi memilih berkegiatan di luar negri, karena banyak manfaatnya. Disana kita ketemu orang-orang baru, tempat baru,” sebutnya kala bercerita pada kuninganmass.com beberapa waktu belakangan.
Dirinya bercerita, kala terpilih sebagai pendamping untuk kegiatan di Thailand, ada beberapa seleksi yang diikutinya. Salah satunya adalah 2 kali jadi delegasi dan persyaratan lainnya.
Albi mengatakan, biasanya di luar negri, selain selalu banyak diskusi, dank e tempat ikonik, biasanya peserta kegiatan juga bisa bertemu dengan kedutaan besar Indonesia disana. Di kedutaan itulah, biasanya ada kuliah budaya, memperkenalkan potensi Indonesia ke luar negri dan banyak hal.
Menjadi pendamping, juga jadi pengalamannya tersendiri. Jika biasanya Albi hanya jadi peserta, saat mendampingi Albi belajar banyak hal baru, mulai dari controlling roundown, komunikasi ke pihak luar dan memastikan acara berjalan lancar.
“Apalagi kan, kegiatan kita itu penyelenggaranya swasta, kantor pusatnya di Pare,” imbuhnya.
Saat menjadi peserta dulu, yang susah menurutnya adalah meneguhkan komitmentnya. Apalagi, saat pandemic banyak sekali dokumen kesehatan dan perjalanan yang mesti diurus dengan tepat waktu. Belum lagi soal biaya yang cukup lumayan.
“Kalo kualifikasi, sebenarnya ada juga kegiatan di Indonesia yang kualifikasinya lebih tinggi, tapi yang beda kalo berkegiatan di luar negri ya komitmentnya tinggi. Perlu orang yang pengen keluar dari zona nyaman,” tuturnya lagi.
Selain itu, ada juga biaya yang harus ditanggung peserta seperti untuk perjalanan dan program kegiatan disana. Tergantung negaranya, untuk Asia Tenggara masih program yang tidak begitu lama, bisa 2-3 juta selain transport.
Sepengalamannya menjadi peserta untuk ke Turki, Albi menghabiskan biaya lebih dari 10 juta. Kegiatannya memang sampai semingguan disana.
“Waktu jadi pendamping, kita dibiayai penyelenggara,” ucapnya menjelaskan.
Selain banyak belajar saat di luar negri, pra-kegiatan juga diberi pelatihan terlebih dahulu. Ada coaching sponsor, coaching bahasa dasar, dan coaching soal dokumen perjalanan ke luar negri. Albi meyakinkan, semua bisa yang terpenting komitmentnya.
Albi sendiri memang cukup aktif di beberapa bidang. Albi sempat menulis buku ber-ISBN dengan “Dakwah melalui Teknologi ala Amil Muda” tahun 2021 lalu. Dirinya juga mendapat Student Achievement Awards UIN Jakarta 2020 dan 2021
Sebelumnya, Albi tercatat sebagai penerima Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik 2018 (PPA), Smart Leader Preneur 2020, STF, 2020 dan KSE UIN Jakarta 2021. Sempat juga menjadi narasumber RDK dan DNK TV 2021 serta menjadi pembicara di berbagai kota tentang kepemimpinan, life skill, keorganisasian, dan pemuda. (eki)