KUNINGAN (MASS) – Di tengah kritik yang menyebut upaya Bupati Kuningan meminta dukungan ke pemerintah pusat hanya sebatas simbolik, realitas di lapangan menunjukkan hasil yang dapat dihitung secara konkret. Bantuan alat dan sarana pertanian dengan nilai lebih dari Rp5 miliar kini telah disalurkan kepada kelompok tani di daerah tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., menyampaikan, istilah “ngamen ke pusat” yang pernah diucapkan Bupati merupakan ungkapan kerendahan hati, bukan berarti langkah tersebut tidak memberikan dampak.
“Kalau ada yang mengatakan tidak ada hasil atau hanya sandiwara, itu jelas tidak sesuai kenyataan. Petani di Kuningan sudah merasakan langsung bantuan yang diberikan,” ujarnya, Senin (28/7/2025).
Menurut Wahyu, hasil dari audiensi Bupati dengan Menteri Pertanian pada 30 April 2025 di Jakarta cukup signifikan. Berbagai peralatan dan sarana produksi pertanian berhasil diperoleh, mulai dari traktor roda empat, traktor roda dua, mesin panen modern (combine harvester), pompa air, hingga benih padi dan jagung untuk ribuan hektare lahan.
Selain dukungan dari kementerian, Kuningan juga mendapatkan bantuan tambahan dari aspirasi anggota DPR RI. Total nilai bantuan pertanian yang diterima hingga Juli 2025 diperkirakan melampaui Rp5 miliar. Semua disalurkan dalam bentuk barang dan langsung diberikan kepada kelompok tani, bukan dalam bentuk dana tunai.
Wahyu menambahkan, tudingan bahwa langkah Bupati sebatas pencitraan tidak sesuai proses yang sebenarnya.
“Semua ini hasil kerja resmi. Kami menyusun proposal, menyampaikan data teknis, mengikuti verifikasi, dan menunggu persetujuan sesuai prosedur,” jelasnya.
Ia menegaskan, bantuan yang diterima bukan sekadar pencapaian administratif, melainkan bukti bahwa pemerintah daerah berupaya hadir secara nyata bagi petani. Selain memberikan sarana produksi, program tersebut juga memberikan dorongan moral aspirasi mereka didengar hingga ke tingkat pusat.
Ke depan, Pemkab Kuningan berencana terus memperkuat hubungan kerja sama dengan kementerian maupun lembaga pusat. Target utamanya adalah meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus kesejahteraan masyarakat tani di wilayah tersebut.
“Kami lebih memilih membuktikan melalui hasil, bukan melalui perdebatan. Pembangunan hanya akan berjalan jika ada kolaborasi, komunikasi, dan kesungguhan,” tutupnya. (argi)