KUNINGAN (MASS) – Melunaknya sikap Pemkab Kuningan terhadap rencana eksplorasi energi panas bumi (geothermal) mendapat reaksi pula dari GMNI dan PMII Kuningan. Mereka menilai bupati tidak konsisten terutama berkaitan dengan isu kerusakan lingkungan.
Ketua GMNI Kuningan, Adi Pauji mengatakan, Gunung Ciremai adalah bagian ciri dari Kabupaten Kuningan. Keindahan serta keistimewaan gunung tersebut selalu memanjakan mata wisatawan yang sedang berlibur.
“Namun apa yang terjadi jika gunung ciremai dieksploitasi sumber energi panas buminya dengan dijadikan PLTP yang belum tentu jelas kebaikannya seperti apa,” kata Adi.
Ia menyayangkan kenapa Bupati Kuningan dalam rapat yang dipimpin Sekretaris Daerah terhadap Penjelasan Teknis Pelaksanaan Kegiatan survey 3G (Geologi, Geofisika, dan Geokimia) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM RI) malah disetujui untuk adanya eksplorasi geothermal di Kuningan.
Sikap tersebut, menurut Adi, bertolak belakang dengan pernyataannya terkait restorasi lingkungan, sebagaimana disampaikan tepat pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni lalu.
“Beliau mengatakan, Restorasi lingkungan adalah upaya mengembalikan ekosistem ke kondisi awal mula, yang mencakup usaha pencegahan dan mengatasi berbagai kerusakan alam yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia,” papar Adi menirukan pernyataan bupati.
Pada dasarnya gunung juga merupakan bagian dari lingkungan hidup yang harus dirawat. Jika seperti Itu, berarti Pemerintah Daerah tidak konsisten untuk merawat dan menjaga lingkungan.
Seorang kader nasionalis harusnya tahu apa yang harus disikapi untuk kebaikan masyarakat Kabupaten Kuningan saat ini. Bukan seenaknya memanfaatkan kekuasaan.
“Andai saja Bung Karno bisa melihat fenomena yang dilakukan oleh kadernya seperti itu pasti beliau menangis,” ucapnya.
Sementara, Ketua PMII Kuningan, Dzikri Caesar Ryansah menegaskan, pemerintah sudah mencederai nilai nilai demokrasi di indonesia, dimana kedaulatan rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara demokrasi. Gelombang penolakan dari rakyat soal geothermal dari tahun ke tahun tidak pernah berhenti.
“Saya meyakini adanya sebab dan akibat. Kekhawatiran luar biasa kami Eksplorasi geothermal ini akan mengakibatkan debit air dan kualitas air memburuk bahkan gempa tektonik bisa terjadi,” tandasnya.
Belajar dari pengalaman daerah lain pula tidak sedikit yang mengalami kekeringan akibat ekplorasi geothermal sehingga ekologi sekitar akan terganggu dan rusak
“Terakhir saya berharap masyarakat hati hati mencerna kampanye geothermal itu terbarukan, Ramah lingkungan. Karena apapun teknologinya prosesnya tetap menggoyang atau membelah atau apalah itu yang mempengaruhi hal yang sepatutnya tidak dirubah maka biarkan lestari dan alami, itulah mengapa kita harus mempunyai sifat hablum minal alam,” pungkas Dzikri.
Untuk itu, atas nama DPC GMNI Kuningan PC PMII Kuningan, keduanya menyatakan sikap menolak keras adanya eksplorasi geothermal di Kabupaten Kuningan. (deden)