KUNINGAN (MASS) – Dalam upaya menjadikan Tape Ketan sebagai makanan internasional, Dinas Koperasi dan UKM yang bekerjasama dengan PT PNM (Permodalan Nasional Madani) tengah memikirkan kemasan yang cocok.
“Agar pasarnya luas, perlu syarat kemasan yang lebih modern. Kita sedang memikrikan bagaimana agar Tape Ketan bisa dibawa terbang. Selain itu, seiring dengan pasar virtual, bagaimana juga supaya Tape Ketan bisa dikirim ke mana pun,” kata Kepala Dinkop UKM, Ir Bunbun Budhiyasa.
Pada 2018 nanti pihaknya akan mendapatkan pembiayaan untuk riset dan mengawalinya. Klusterisasi pelaku UKM Tape Ketan yang digelar Selasa (17/10/2017) menjadi perintis. Ke depan perlu ada standarisasi kualitas, harga dan kemasan.
Bunbun menyebutkan, pengrajin Tape Ketan di Kuningan jumlahnya banyak. Namun yang terdaftar hanya 48 UKM. Pihaknya beruntung meski di Ciamis, Tasikmalaya dan daerah lain memproduksi, tapi produk dari Kuningan berciri khas Ember Hitam.
“Untuk itu kemasan ember hitam tidak akan dihilangkan. Itu sejarah tradisionalnya, ciri khasnya. Yang sudah baik tak perlu dihilangkan,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Bisnis PT PNM, Bambang Siswaji mengatakan, pihaknya siap mendorong peningkatan pendapatan masyarakat Kuningan. Supaya omset Tape Ketan ini meningkat, maka perlu perluasan jangkauan pasar.
“Bandung merupakan daerah wisata yang rame. Kita sudah lakukan perluasan jangkauan ke sana. Lalu Jabodetabek sebagai wilayah perputaran ekonomi, kita akan rintis ke sana,” ujar Bambang.
Dengan jangkauan lebih luas, ia berharap Tape Ketan yang semula musiman akan menjadi continue. Pendampingan terhadap pengrajin Tape Ketan akan terus dilakukan, bukan hanya sekadar memberikan bantuan modal.
“Kita berikan pendampingan bagaimana agar produknya lebih bersih, lebih sehat serta memberikan bantuan pemasaran. Kita akan sinergi dengan pengrajin Tape Ketan dan juga Pemkab Kuningan,” kata Bambang.
Kluster yang dibina sekarang ini, imbuhnya, sebanyak 30 pengrajin Tape Ketan. Ini dapat menjadi inti sel untuk diajarkan ke yang lain kelak. Pendampingan yang dilakukan PT PNM sebetulnya sudah sejak Januari 2017.
“Bahkan sebelumnya kita membawa pak Caskim yang juga pelaku UKM Tape Ketan, studi banding ke Thailand. Selama seminggu pak Caskim belajar berbagai aspek dari UMK di sana,” tuturnya. (deden)