CIREBON (MASS) – Tragedi Kanjuruhan memunculkan polemik baru ketika Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) merekomendasikan Kongres Luar Biasa (KLB) di tubuh PSSI. Dengan kata lain, TGIPF merekomendasikan ketua umum PSSI dan jajarannya mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab moral.
Persoalan dijalankan atau tidaknya rekomendasi tersebut merupakan urusan pemerintah, bukan lagi jadi wilayah TGIPF. Pemerintah sendiri melalui Menpora sudah menegaskan bahwa pemerintah tidak dapat ikut campur khususnya terkait usulan mengenai KLB.
Menurut Menpora, yang bisa mengusulkan KLB adalah anggota PSSI atau voters. Bahkan dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden FIFA, urusan KLB sama sekali tidak dibahas. Menpora bahkan sudah menjelaskan bahwa KLB merupakan urusan PSSI dengan FIFA, yang artinya pemerintah tidak bisa mencampuri urusan internal PSSI yang terkait administrasi.
Hal senada disampaikan pegiat sepak bola Ciayumajakuning, coach Budiyanto. Menurutnya saat ini bukan waktu yang tepat berbicara mengenai KLB, karena pembinaan sepak bola di tingkat klub dan tim nasional sedang dalam grafik yang meningkat. Hal tersebut juga tidak lepas dari peran PSSI dan ketua umum.
Tidak hanya tim nasional dan klub-klub liga, peran ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menurut Budi juga sangat terasa di daerah. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu menurut Budi sangat fokus mendorong pembinaan sepak bola di daerah, khususnya pembinaan SSB dan sepak bola usia dini.
Sepengetahuannya, Iwan Bule sering road show ke daerah dengan membagikan sarana untuk pembinaan sepak bola dan memotivasi pesepakbola muda untuk tumbuh dan bisa berlaga di jenjang yang lebih tinggi yang muaranya memperkuat tim nasional di semua segmen usia.
Meskipun menurutnya masih banyak yang harus dibenahi di tubuh PSSI, tapi KLB bukan solusi yang tepat. Yang paling penting saat ini adalah terus memperbaiki sistem kompetisi di segala unsur dan membuat terobosan-terobosan cerdas agar regenerasi tim nasional terus terjaga dan mimpi tampil di Piala Dunia bisa terwujud.
Dukungan dari semua elemen termasuk pemerintah menurut Budi juga sangat penting. Sehingga siapapun ketua umum PSSI, pembinaan sepak bola Indonesia akan tetap berjalan dengan baik dan mampu menjadi hiburan bagi masyarakat dan menghasilkan prestasi yang membanggakan.
Bicara mengenai sosok Iwan Bule, Budi melihat cukup ideal untuk memimpin PSSI yang masih memiliki beberapa pekerjaan rumah. Iwan Bule menurutnya sangat perhatian terhadap pembinaan khususnya tim nasional yang saat ini meraih banyak prestasi di beberapa segmen usia.
“Beliau (Ketua umum PSSI, red) memberikan kebebasan kepada pelatih timnas untuk menentukan rekrutmen pemain dan juga lokasi TC. Sehingga pelatih punya kebebasan dan sangat fokus untuk meraih prestasi,” terang Budi.
Meskipun menurutnya prestasi tim nasional bukan hanya karena peran Iwan Bule, namun menurutnya mantan Kapolda Metro Jaya itu berhasil merangkul semua elemen untuk membangun sepak bola nasional.
Tanggapan yang sama juga datang dari Nana Rusdiana, salah satu tokoh Ormas, pegiat dan penggila bola di Ciayumajakuning. Dia mengatakan, era PSSI dibawah komando H Mochamad Iriawan yang juga mantan Kapolda Jawa Barat telah mengubah dan membuat kemajuan pesat dunia sepakbola Indonesia. Bukan hanya di level timnas saja, Iwan Bule juga sukses bersama staf kepengurusaannya dan bersama pelatih-pelatih timnas.
Tetapi menurutnya baru kali ini ada ketua umum PSSI turun langsung ke bawah, melihat, meninjau dan membantu dengan membagi-bagikan bola sampai ke desa-desa di pedalaman.
Ketua umum PSSI juga tidak sungkan menyapa semua yang ditemuinya dan memberikan spirit kepada anak-anak usia dini, remaja dan orang tuanya untuk terus giat berlatih semaksimal mungkin agar kedepannya bisa menjadi pemain timnas atau pemain sepakbola profesional di level nasional ataupun di level dunia.
“Sekarang saatnya kita dukung penuh bersama-sama Satuan Tugas Transformasi yang terdiri dari PSSI, Kementerian-kementerian terkait dan Polri yang mendapat bimbingan langsung dari FIFA dan AFC, untuk bekerja semaksimal mungkin demi kemajuan dan kejayaan sepakbola Indonesia,” ujar Nana. (deden/rl)