KADUGEDE (MASS) — Pihak Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Kadugede memberikan klarifikasi mengenai kematian Novi, siswi kelas XII IPS A yang diduga keracunan makanan. Meski pihak keluarga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit, namun sekolah mengungkap, almarhumah sudah sering sakit sejak kelas 10 dengan riwayat penyakit yang diduga Maag (sakit lambung), jauh sebelum isu keracunan makanan bergizi (MBG) merebak.
Keterangan itu disampaikan oleh Wakasek Kesiswaan SMAN Kadugede, Bayu Abdurahim, saat ditemui awak media yang turut didampingi oleh dua petugas SPPG beserta dua anggota Babinsa, pada Senin (20/10/2025).
“Setelah dilakukan observasi dan assessment ke beberapa temannya, almarhumah memang sering sakit. Mulai dari kelas 10 sudah sering sakit dan sering tidak masuk sekolah, yang diduga karena penyakit Maag,” jelasnya.
Ia menambahkan, insiden serupa, yakni kematian siswa akibat sakit perut yang diduga Maag, pernah terjadi pula sebelum program MBG berjalan di sekolah tersebut. Bayu menyoroti, pola makan dan jajan siswa sekarang cenderung tidak teratur, khususnya kegemaran mereka terhadap makanan pedas. Ia secara langsung mencontohkan kebiasaan jajan.
“Yang saya temui di lapangan, anak sedang mengumpulkan tugas, ada siswa yang izin untuk mengambil makanan atau jajanan seblak melalui Grab Food. Memang tidak dipungkiri bahwa anak-anak hari ini pola makan dan jajanan kurang teratur, doyan yang pedes,” ungkapnya.
Pihak sekolah menegaskan, jika kematian Novi disebabkan oleh keracunan MBG ataupun jajanan dari kantin, secara logis, semua siswa pasti akan mengalami hal serupa.
Untuk tiga teman Novi yang sakit berbarengan, pihak sekolah menyebut mereka satu circle pertemanan, namun penyebab sakitnya berbeda.
“Mereka satu circle, yang satu sakit karena cidera olahraga, yang satu amandel kambuh, dan satunya karena kecapean. Jadi bukan karena MBG atau keracunan,” ujarnya.
Wakasek Kesiswaan itu menilai, program MBG sebetulnya sangat membantu menanggulangi pola makan siswa yang luar biasa beragam. Ia mengimbau agar siswa boleh mengonsumsi makanan seperti es, atau seblak yang digemari, tetapi tidak keseringan.
“Yang saya lihat ketemu siswa di lapangan mereka menunggu MBG, ada yang bawa pulang, ada yang di makan dan ada yang bilang kurang,” tutup Bayu. (argi)
Baca berita terkait :
Siswi SMAN Kadugede Bukan Keracunan MBG? SPPG Klaim Menu 100% Aman