KUNINGAN (MASS) – Pandemi telah melumpuhkan sektor manapun. Mulai dari para pekerja yang banyak di PHK hingga pelaku usaha yang berkurang pemasukannya. Adanya pemberlakuan PPKM Level 1 sampai Level 4, belum lagi jika kasusnya meningkat, pemerintah memberlakukan PPKM Darurat. Semuanya bertujuan untuk mengurangi mobilitas masyarakat di luar rumah, serta terhentinya penyebaran virus Covid-19 yang semakin meluas.
Setelah dua tahun berlalu, kegiatan masyarakat mulai dibuka kembali ruang geraknya. Seperti kegiatan di bulan Ramadan, diperbolehkan tarhib Ramadan, berjualan untuk menu berbuka puasa, tarawih di masjid, selama dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Begitupula dengan kegiatan di Bulan Suci Berbagi On The Street (BUBOS) 2022 atau dikenal dengan sebutan BUBOS 6 hadir kembali setelah beberapa tahun dihentikan, karena pandemi. Penyelenggaraannya telah dimulai sejak awal bulan April. Dimana bentuk acaranya dikemas berbeda dari BUBOS sebelumnya.
BUBOS 6 akan melibatkan banyak peserta, karena melibatkan warga Jabar yang tinggal di enam provinsi lainnya. Dan mengusung tema “Bergaya, Berbagi dalam Keragaman Budaya” yang diisi dengan menggelar Kontes Juara Anak Soleh (Koas) dan Buka Berkah (Kabah) di beberapa daerah, seperti Kabupaten Karawang, Kabupaten Pangandaran, dan Kota Bandung.
Acara puncak BUBOS 6 akan diselenggarakan di Kabupaten Kuningan pada tanggal 23 April 2022. Menurut Ketua Pelaksanan BUBOS 6, dr. Siska Gerfianti mengatakan bahwa perlu mengetahui ragam budaya yang di wilayah Ciayumajakuning. Tak heran, jika acara berlangsung di Alun-alun Kabupaten Kuningan secara terbuka bagi warga dan yang berada di provinsi lain atau negara lain secara hybrid. (Kuningankab.go.id, 18/04/2022).
Maka dari itu, untuk menghindari kepadatan warga yang tiba-tiba membludak, pemerintah Kabupaten Kuningan menyiapkan tiga titik tempat utama. Yaitu Taman Kota, Masjid Syahrul Islam, dan kantor Pemkab Kuningan. Untuk memeriahkan acara BUBOS 6, rencananya akan ada kegiatan pasar murah, vaksinasi booster, dan juga pentas seni religi angklung. Terhitung ada 150.000 orang yang akan memeriahkan acara puncak. (Tribunews.com, 17/04/2022).
Harapan dari acara BUBOS 6 tentu untuk mendidik generasi dengan pendidikan agama yang baik, dan mengenalkan beragam budaya yang ada di sekitar Jawa Barat. Tak heran menurut Ketua Umum BUBOS 2022, Atalia Praratya Ridwan Kamil berharap kegiatan ini bisa menginspirasi seluruh rakyat Indonesia.
Fokus Pada Tujuan
Acara BUBOS 6 memang diperlukan bagi generasi masa kini. Apalagi didalamnya ada acara Koas, yang bisa menempa kecerdasan otak dan emosional dengan baik. Dan diselenggarakan di bulan Ramadan, bulan berbagi dan beramal.
Hanya saja, sebagai warga yang akan hadir tetap harus menjaga protokol kesehatan. Terutama di tengah kerumunan banyak orang, yang bisa terjadi mutasi virus dengan cepat. Sebab, virus Covid-19 tetap masih ada, sehingga perlu perlindungan yang maksimal.
Ditambah pemerintah pun memastikan adanya penambilan budaya tidak bertentangan syariat Islam. Serta para aparatnya memastikan bahwa warga yang hadir tidak lalai dalam beribadah. Karena kegiatan di bulan Ramadan pasti bernilai pahala.
Kegiatan apapun yang ada di bulan Ramadan tetap harus memperhatikan akhlak baik. Apalagi ini bulan mulia, bulan penuh ampunan, jadi senantiasa teringat dengan aturan Allah Swt. Agar hasil dari berpuasa sebulan penuh adalah mendapatkan derajat takwa.
Maka, tetaplah fokus pada tujuan yang kelak diraih di akhir Ramadan. Boleh menghadirkan acara tersebut, tetapi jangan sampai melalaikan amalan ibadah lainnya. Dan tidak bercambur baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Atau bahkan ada yang berdua-duaan. Tentu ini akan mengurangi nilai pahala di bulan Ramadan.
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang puasa Ramadan dengan keimanan dan keikhlasan, telah diampuni dosanya yang telah lalu. Dan siapa yang bangun malam Qadar dengan keimanan dan keihlasan, telah diampuni dosanya yang lalu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dari hadis diatas terkandung pesan bahwa perlu adanya aktivitas yang mendukung agar Allah Swt. mengampuni dosa hamba-Nya. Bisa dengan tadarus Al-Qur’an, kajian keislaman, berdakwah, sedekah, doa-doa mustajab di bulan puasa, salat tarawih, i’tikaf hingga berburu malam lailatul kadar. Karena akan membentuk keimanan yang kokoh. Dari keimananlah akan membentuk kecerdasan pola pikir Islam dan memperkuat nafsiyah Islamiah melalui taqarrub ilallah. Wallahu’alam bishshawab.***
Citra Salsabila
(Pegiat Literasi)