Connect with us

Hi, what are you looking for?

Government

BPN Dinilai Pilih Kasih

KUNINGAN (MASS) – Akibat meningkatnya penyebaran covid, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kuningan memberlakukan pengetatan. Namun Senin (28/6/2021) siang disinyalir ada perlakuan pilih kasih dalam pelayanan.

Rizal, salah seorang warga Kuningan yang ingin mendapatkan layanan BPN, mengeluhkan hal itu. Kepada kuninganmass.com ia merasa ada sesuatu yang perlu diutarakan ke publik.

“Saya kan datang jam satu siang. Ternyata di papan pengumuman terpampang bahwa pelayanan dibatasi hanya sampai jam 12 siang,” tuturnya.

Atas perubahan jadwal tersebut Rizal tidak mempermasalahkan. Dirinya juga ingin masyarakat luas tahu ada perubahan jadwal layanan BPN agar mereka yang jauh harus berangkat pagi.

“Ya saya terima ada perubahan jadwal. Mungkin itu akibat kekurangtahuan saya. Meskipun kalau mau dikritisi sih berarti ada kekurangmaksimalan dalam sosialisasi. Gimana kalo ada warga Cilebak yang sudah jauh-jauh datang ke BPN lebih dari jam 12, berarti harus pulang lagi dong,” ucapnya.

Petugas satpam yang menginformasikan hal itu kemudian melanjutkan, disamping pelayanan hanya sampai pukul 12, warga yang datang ke BPN juga harus membawa surat keterangan bebas covid.

“Iya kebijakan itu bisa diterima juga, karena memang kasus covid lagi tinggi. Kalau tadi nanya nanya dikit mah wajar,” imbuh Rizal bercerita.

Namun ketika Rizal mau pulang, pada saat bersamaan datang dua perangkat desa yang akan mengambil blanko. Petugas satpam bernama Nono itu pun justru membolehkan masuk dengan terlebih dulu dicek suhu di tangannya.

“Kalau ngambil blanko mah ga apa-apa,” kata Nono.

Melihat hal itu Rizal protes. Ia merasa ada perlakuan pilih kasih. Pertama, pelayanan sudah ditutup pukul 12, selain itu kedua perangkat desa tidak membawa surat keterangan bebas covid.

“Apa bedanya blanko dengan berkas yang saya bawa? Mau ngambilnya sebentar atau lama, tetap saja masuk ruangan BPN. Covid kan gak pilih-pilih,” kata Rizal.

Ia juga mempertanyakan kepada satpam tersebut.

“Kalau ngambil blanko kan dari dalam ke luar. Beda dengan berkas ajuan dari pemohon,” jelas Nono.

Lantaran Rizal terus protes, Nono kemudian mengeluarkan alasan bahwa yang mengambil blanko itu dirinya, bukan dua perangkat desa tersebut.

“Saya yang ambilkan blankonya ke dalam,” ujar Nono tanpa menjelaskan alasan kenapa tadi mengecek suhu di tangan perangkat desa.

Perangkat desa yang semula bersiap-siap mau masuk pun terpaksa harus duduk di kursi teras karena blanko diambilkan oleh Nono.

Nono menegaskan bahwa dirinya hanya menjalankan tugas dan menerapkan aturan dari atasannya. Kepada Rizal dirinya menyampaikan maaf. (eki)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version