“Kalo telur, biasanya kita beli. Nanti setelah dua hari, baru tuh menetas,” tambahnya sembari menunjukan telur-telur kecil berwarna putih yang masih bercampur tanah dan belum dipisahkan.
Biasanya, jangkrik dipisahkan sesuai strata umurnya masing-masing. Hal itu, untuk mempermudah Husna memberikan pakan untuk Jangkrik.Sebab pada umur tertentu, Jangkrik memerlukan pakan tambahan.
“Umur 1 sampai 15 hari, biasanya disimpen di box, kita kasih pakan lepur sama balagedong (pelapah pohon pisang, red), tapi ya sebenarnya itu selera juga sih,” tuturnya.
Lebih lanjut, diterangkan Husna, Jangkrik yang berumur 15 sampai siap panen, diberi pakan tambahan berupa pohon kangkung. Hal itu diperlukan untuk pertumbuhan jangkrik menuju dewasa.
Diterangkan, masa panen jangkrik udah 30 -35 hari atau maksimal 40 hari. Intinya sebelum bersayap Jangkriknya.
“Karena kalo udah bersayap, jarang ada yang mau nerima tuh toko toko pakan. Teksturnya terlalu keras,” ucapnya menjelaskan dengan panjang lebar.
Harga jual Jangkrik sendiri, untuk satuan kilogram berkisar Rp35 ribu sampai Rp 40 ribuan.
Meski harga jualnya kadang lebih rendah karena dijual ke pengepul, karena perputarannya yang cepat, Husna optimis kedepannya akan prospektif.
Bahkan, rencananya, kedepan akan dibuat produk olahan pakan/makanan sendiri dari Jangkrik tersebut.
“Kalo Jangkrik, terutama betina ya, masa hidupnya dihitung dari bertelur. Biasanya kalo sudah 5 kali bertelur, nanti mati sendiri,” ujarnya di akhir wawancara. (eki)