KUNINGAN (MASS) – Agar tidak membuat bingung masyarakat, Kepala BPS Kuningan, Asep Arifin Mansur sempat ditanya jurnalis terkait “Kuningan Termiskin se Jabar” paska rapat dengan Komisi IV DPRD Kuningan, Kamis (4/2/2021).
Ia menjelaskan indicator kemiskinan. Terdapat 5 variabel indicator kemiskinan yang satu kesatuan alias tak bisa dipisahkan.
“Satu, garis kemiskinan. Dua, jumlah penduduk miskin. Tiga, persentase penduduk miskin. Empat, indeks kedalaman kemiskinan. Lima, indeks keparahan,” sebutnya.
Garis kemiskinan, sebagaimana diberitakan sebelumnya, diukur dari terpenuhinya kebutuhan kalori 2.100 Kg makanan dan non makanan. Tiap daerah berbeda, khusus Kuningan jika dirupiahkan senilai Rp352.358 perorang perbulan. Daerah lain ada yang hampir Rp700 ribu.
“Kalau dalam keluarga terdapat 4 orang, penghasilannya Rp2 juta perbulan, maka 2 juta dibagi 4 sama dengan Rp500 ribu. Artinya melebihi garis kemiskinan,” jelasnya.
Baca berita sebelumnya: https://kuninganmass.com/tresnadi-ungkapan-ridwan-kamil-ada-yang-kurang-pas/
Jumlah penduduk miskin, di Kuningan sebanyak 139 ribu orang untuk data 2020. Penambahan dari 2019 ke 2020 sebanyak 16 ribu orang. Dilihat dari jumlah ini, Kuningan peringkat ke 13 di Jabar.
Persentase penduduk miskin, data 2020 sebesar 12,82%. Menghitungnya, jumlah penduduk miskin dibagi total jumlah penduduk. Kabupaten Kuningan peringkat ke 2 di Jabar setelah Kota Tasikmalaya.
Indeks kedalaman kemiskinan (seperti pernyataan gubernur), BPS Kuningan mengakui Kabupaten Kuningan tertinggi di Jabar atau peringkat ke 1. Yang dihitung dari jumlah penduduk miskin sebanyak 139 ribu orang terdapat kesenjangan pengeluaran.
“Pengertian indeks kedalaman itu kesenjangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Misal dari 139 ribu orang itu kalau dirata-ratakan kesenjangan pengeluarannya ada jarak. Nah jaraknya ini yang disebut indeks,” terangnya.
Asep membenarkan Kuningan terbesar untuk tahun 2020. Konsekuensinya, harus ada upaya peningkatan kesejahteraan orang-orang miskin. Upayanya harus lebih besar agar melewati garis kemiskinan.
“Power yang harus dibangkitkan oleh seluruh masyarakat Kuningan itu lebih besar ketimbang daerah lain,” ucapnya.
Baca berita sebelumnya: https://kuninganmass.com/dianggap-miskin-jika-gaji-ayah-beranak-3-hanya-rp15-juta-gimana-ngitungnya/
Indeks keparahan, Kabupaten Kuningan pun terbesar di Jabar. Pengertian indeks keparahan ini, kesenjangan antar penduduk miskin. Bukan berarti dimaknai parah seperti pakaian compang-camping, atau miskinnya paling parah.
“Karena angkanya paling besar, sehingga paling parah. Jadi pengertian keparahan kemiskinan ini bukan berarti miskinnya sangat parah. Tapi variasi pengeluaran antar penduduk miskin, dibanding kabupaten/kota lain, Kuningan paling besar,” jelas Asep. (deden)
- Jumlah penduduk miskin (Rangking 13)
- Persentase penduduk miskin (Rangking 2)
- Indeks kedalaman kemiskinan (Rangking 1)
- Indeks keparahan (Rangking 1)