KUNINGAN (MASS) – Bincang buku dan diskusi puisi bertajuk “Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham” karya Annisa Resmana berlangsung penuh antusias di Saung Kopi Hawu, Jalan Adipati Cirendang, pada Sabtu (8/11/2025). Acara ini dimulai sekitar pukul 14.00 WIB dan dihadiri oleh para pecinta sastra serta penggemar puisi serta mahasiswa.
Annisa Resmana yang merupakan penyair asal Bandung, hadir untuk membedah bukunya di Kuningan sebagai bagian dari tur keliling Indonesianya. Bedah buku puisi ini merupakan kolaborasi antara Saung Kopi Hawu dan Forum Taman Baca Masyarakat Kabupaten Kuningan, menandakan komitmen untuk memajukan literasi dan apresiasi sastra di daerah.
Diskusi dipandu oleh moderator M. Indra Wiguna, dengan dua pembahas pakar literasi, Muhammad Ragil Ar-Raqiib dan Vera Verawati. Dalam forum ini, mereka membahas berbagai tema yang diangkat dalam puisi Annisa, termasuk isu gender, suara perempuan, dan pengalaman hidup yang sering kali terabaikan oleh masyarakat.
Dalam pembahasannya, Ragil menjelaskan puisi merupakan seni tingkat tinggi yang memerlukan kedalaman emosi saat penulisan dan pemahaman yang mendalam saat pembacaan. “Teh Ica menjadi sosok yang berani dan lantang menyuarakan berbagai hal yang terjadi padanya dalam puisi di buku ini,” tandasnya.
Kegiatan ini juga diwarnai dengan penampilan dari teman-teman Teater Sado, yang menampilkan karya sastra dan puisi. Penampilan ini menambah suasana diskusi, membuat para peserta semakin terlibat dalam tema yang dibahas. Karya yang dibawakan oleh Penny dan Nita Ernawati mendapatkan sambutan hangat dari para penonton.
“Buku puisi Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham karya Annisa Resmana menjadi sebuah karya yang menggambarkan perjalanan hidup penyair, dengan fokus pada nilai-nilai keperempuanannya,” tutur Vera.
Setelah sesi diskusi, acara dilanjutkan dengan Open Mic, di mana peserta diberikan kesempatan untuk membaca puisi atau bersuara. Ruang ini membuka peluang bagi siapa saja yang ingin mengekspresikan diri melalui kata-kata, serta menikmati alunan puisi dari berbagai peserta.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana untuk mendalami puisi, tetapi juga mempererat hubungan antar pecinta sastra di Kuningan. “Saya senang bisa berpartisipasi dalam acara ini, karena memberikan ruang bagi kreator untuk berbagi dan bersuara,” tambah Vera.
Dengan antusiasme yang tinggi, bincang buku dan diskusi puisi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan sastra di Kabupaten Kuningan. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan muncul lebih banyak penulis dan penyair yang berani mengekspresikan suara mereka, serta menyuarakan isu-isu penting di masyarakat.
“Dengan adanya ini semoga dunia literasi di kuningan kembali hidup dan kita dukung bersama dan akan terbuka untuk kegiatan literasi di kuningan, ya nanti bisa tambah semangat bikin buku juga,” pungkas Indra. (didin)
