KUNINGAN (MASS) – Kita memang tidak bisa mengatur persepsi orang lain tentang kita, tetapi kita bisa menyelaraskan persepsi mereka untuk berfikir bahwa orang lain pun sebenarnya tidak pernah benar-benar tahu apa yang terjadi dalam hidup kita. Suatu hari nanti akan tiba masanya dimana kita tidak bisa meraih cita-cita yang telah kita upayakan.
Tidak bisa masuk perguruan tinggi sesuai yang diinginkan orang tua, misalnya. Tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ijazah akademis kita, atau belum bisa lulus dari perguruan tinggi sesuai yang ditargetkan, mungkin saat usia kian berkurang tetapi mimpi belum terlihat jelas tanda-tanda menjadi realita yang nyata tertulis di kehidupan kita.
Mungkin Allah berkehendak lain dengan apa yang kita inginkan. Kita senantiasa berusaha untuk menerima kehendak-Nya dengan lapang, tetapi belum tentu yang melihat kita berprasangka yang sama.
Betapa sering kita dapati akan ada yang berkomentar mempertanyakan bahkan menghakimi. Seolah-olah kitalah yang berkehendak, hingga kegagalan dan ketidaksesuaian tidak terjadi pada kita.
Namun, tidak ada alasan untuk jatuh dalam kesedihan atas penilaian mereka tentang hidup kita. Jika kita ingin menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi, boleh saja dan tentunya tetap dengan cara yang santun. Sebab, sikap kita tidak pernah tergantung pada bagaimana orang lain memperlakukan kita, kan? Kita boleh menjawab pertanyaannya, menerangkan bagaimana yang sebenarnya terjadi. Namun, ada juga pilihan lain untuk kita, yaitu diam, melanjutkan perjalanan, dan menyerahkan kepada Allah untuk memahamkan mereka.
Kita sadar bahwa diri sendiri pun tidak bisa apa-apa kecuali dengan pertolongan-Nya, diri ini hanya makhluk yang lemah yang dicukupi dengan segala nikmat-Nya. Kita tahu dunia adalah tempat mampir sementara.
Jangan sampai kita berputus asa karena tidak mampu meraih cita-cita yang kita inginkan. Sebab perjalanan kita begitu panjang, bukan hanya tentang bagaimana meraih cita-cita, tetapi juga tetap mempersiapkan bekal terbaik sebelum pulang. Biarkan penilaian orang lain tentang kita, kita tetap hidup seperti biasanya, tetap belajar memperbaiki diri.
Teruslah berupaya menguatkan hati, bahwa ada hari ketika kita akan merasakan rasa keputusasaan yang melampaui batas. Ketika kita akan merasakan kehilangan mimpi-mimpi kita. Ketika kita akan mampu bersyukur dan menerima atas impian yang kita perjuangkan akhirnya dapat kita taklukan
Berjanjilah pada diri sendiri bahwa kita bisa kuat dan tegar atas perlakuan orang lain yang membuat kita hampir dibatas ketidakmampuan kita.Tetaplah meluaskan rasa syukur entah seperti apa nanti ujian yang akan memanggil kita.
Memang semua tidak terlihat mudah, tetapi bukankah hakikat hidup di dunia memang seperti itu bukan? Tidak semuanya akan berjalan dengan sesuai pemikiran kita. Tidak semuanya sesuai keinginan kita. Tidak semuanya dapat memenuhi kemauan kita.***
Isabela Anjani
Mahasiswi Agroteknologi Universitas Padjajaran