JAKARTA (MASS) —Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras nasional pada periode Januari–April 2025 mencapai 13,95 juta ton. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, sekaligus membuktikan hasil nyata dari kerja keras petani serta dukungan penuh pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan.
Produksi beras pada periode ini mengalami kenaikan sebesar 25,99% dibandingkan periode yang sama di tahun 2024, di mana sebelumnya hanya mencapai 11,07 juta ton. Kenaikan itu juga diiringi dengan peningkatan luas panen dari 3,57 juta hektare menjadi 4,56 juta hektare.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari berbagai program strategis yang dijalankan pemerintah bersama petani. Dari penguatan irigasi, penyediaan pupuk bersubsidi, pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan), hingga distribusi benih unggul semua dilakukan demi mendorong produktivitas lahan pertanian.
Selain itu, kebijakan harga gabah yang berpihak pada petani turut memberikan dorongan semangat bagi mereka untuk meningkatkan hasil panen. Hal ini berdasarakan unggahan Kementrian Pertanian RI yang diakses pada Kamis (7/3/2025).
“Program–program ini terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas lahan dan efisiensi usaha tani, sehingga berdampak langsung pada peningkatan hasil panen dan ketersediaan beras nasional,” ujar Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian RI, dalam pernyataan resminya.
Kenaikan produksi tersebut menjadi sinyal positif bahwa swasembada pangan bukan lagi sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang tengah diwujudkan bersama. Dengan ketahanan pangan yang semakin kuat, masyarakat diharapkan bisa merasakan manfaat langsung berupa ketersediaan beras yang stabil serta harga yang lebih terjangkau. (argi)