Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Beragama dalam Situasi Pandemik

KUNINGAN (MASS) – Seluruh komponen masyarakat saat ini tengah berjuang dalam pencegahan penyebaran virus covid-19 yang dalam hal ini sedang gencar-gencarnya disoroti oleh Indonesia khususnya dan seluruh negara.

Namun kenyataanya kendati persebaran ini menurun angka grafik covid-19 terus bertambah pada jumlah sekian, menyebabkan ketakutan yang merata dan tak memandang jabatan.

Manusia merupakan insan yang rentan merasa panik dan ketakutan(An-Nahl:112). Agama memiliki jawaban dan memberikan alternatif disaat keresahaan terus menjalar dengan mendekatkan diri kepada yang Maha Suci(Ar-Ra’du:28) dengan berdzikir dan bertawakal disisi ikhtiar yang dimaksinalkan.

Kendati menjadikan agama sebagai alternatif untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, keresahan lebih menjamur di kalangan masyarakat.

Seharusnya sebagai penganut agama yang membawa konsep rahmatallil’alamin sepantasnya menunjukan nilai-nilai dan spirit keagamaan dalam tolong-menolong sesama manusia.

Disini agama memiliki peran yang cukup besar membangun spirit keagamaan dari penganutnya maupun organisasi-organisasi yang terbentuk atas dasar agama,  yang mana himbauan untuk bersama-sama melawan covid-19.

Kemudian jugw mengintruksikan sementara untuk beribadah serta beraktivitas di rumah. Bukan untuk membatasi tapi sebagai tindakan nyata kita mengehentikan persebaran pandemik ini.

Para tokoh agama, pastor, biku, sesepuh dan ‘Alim “ulama memiliki andil dan suara yang berpengaruh besar untuk memberikan pemahaman serta memberikan teladan kepada pengikutnya.

Hal ini agar menaati hukum yang senantiasa dihimbaukan oleh pemerintah dan juga peka terhadap gejala sosial yang diakibatkan fenomena ini.

Surat edaran MUI yang diterbitkan Mentri agama Fachrul Razi pada Senin(6/4/2020) yang dimaksudkan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan syari’at Islam sekaligus mencegah mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat muslim di Indonesia dari risiko Covid-19 dikutip dari situs kompas.com.

Pada waktu yang berdekatan PB Nahdlatul ‘Ulama dan PP Muhammadiyah memiliki semangat yang sama dalam menghimbau jama’ahnya untuk melakukan aktivitas pengajian, shalat jumat digantikan dengan shalat dzuhur di rumahnya masing-masing.

Selain itu Gerakan sosial yang dilandasi nilai-nilai dan spirit keagamaan juga bermunculan seiring adanya covid-19. Menjadi salah satu penyokong untuk melawan keterbaratasan warga yang kurang mampu dan berhak mendapatkan bantuan dengan mengkoordinir berupa bahan pangan yang disisi lain para medis sebagai garda terdepan upaya melawan pandemik ini.

Maka dari itu, sejenak marilah kita hilangkan stereotip-setereotip yang ada dalam diri kita ketika menilai keputusan pemerintah untuk membatasi ruang-ruang peribadatan dan keagamaan, karena sebagai waga negara yang baik dan patuh terhadap hukum yang berlaku sepatutnya kita mengikuti anjuran yang mengarah dan semoga berdampak baik baik ini bagi kemashlahatan semuanya.

Kembali lagi kepada hakikat kita sebagai makhluk yang memiliki keyakinan seyogyanya bergotong-royong terus berusaha dalam melakukan pencegahan penyebaran lebih jauh lagi dari adanya covid-19 ini agar dapat sampai kepada kesejahteraan bersama.***
Penulis : Raihan Nasrulloh

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version