KUNINGAN (MASS)- Semua masjid dan musala yang ada di Kabupaten Kuningan kompak melaksanakan salat khusuf atau salat gerhana.
Dari pantauan kuninganmass.com di Masjid Syiarul Islam Kuningan diperkirakan ada 600 jamaah melaksana salat gerhana.
Bertindak sebagai Iman KH Moh Ridwan, Khotib KH Fitriadi dan pemadu acara H Ikin Asikan SAg. Jamaah yang datang pun dari berbagai tempat.
Begitu juga Masjid Al Istiqomah Desa Gunungkeling Kecamatan Cigugur.Begitu waktu salat magrib berkumpul, jamaah sudah datang terlebih sebelumnya ada informasi.
“Alhamdulillah banyak yang hadir. Di tempat kami diawali salat magrib berjamaah, wiridan, salat sunat gerhana, khutbah, baca al-quran,/dzikir dan ditutup salat isya berjamaah,” ujar Ustad Andi.
Tidak jauh berbeda juga di Desa Cikaso Kecamatan Kramatulya. Nana Jopray salah satu jamaah mengaku, warga yang hadir cukup banya karena sudah diberikan informasi sebelumnya.(agus)
Berikut Isi Khutabah Gerhana Bulan Total di Masjid SI Kuningan
Khutbah Gerhana Bulan
Meresapi Hakikat Fenomena Alam
Khutbah I
اَلْ َح ْمُد هلل الَِّذ ْي َخلَ َق ال َّس َماَوا ِت َوا َأْل ْر َض َوا ْخِتاَل َف اللَّْي ِل َوالنَّ َهارِ َآَلَيا ٍت ُأِلولِي ا َأْللَْبا ِب . َأ ْش َهُد َأ ْن الَ ِالَ َه ِاالَّ هللاُ َو ْحَدهُ اَل َشرِ ْي َك لَ ُه، َش َهاَدَة
َم ْن ُهَو َخْي ٌر َّمَقا ًما َوَأ ْح َس ُن َنِديًّا. َوَأ ْش َهُد َأ َّن َسِّيَدَنا َح َّمًدا َعْبُدهُ َو َر ُسْولُ ُه الْ ُمتَّ ِص ُف بِالْ َمَكارِمِ ِكَبا ًرا َو َصبِيًّا. اَللَّ ُهَّم َف َص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسِّيِدَنا
ُم َح َّمٍد َكا َن َصاِد َق الَْو ْعِد َو َكا َن َر ُسْوالً َنبِيًّا، َو َعلَى آلِ ِه َو َص ْحبِ ِه الَِّذْي َن ُي ْح ِسنُ ْو َن ِإ ْسالَ َم ُهْم َولَ ْم َيفْ َعلُْوا َشْيًئا َفرِ يًّا، َأ َّما َب ْعُد، َفَيا َأُّي َها
الْ َحا ِض ُرْو َن َر ِح َمُكُم هللاُ، اُْو ِصْيِن ْي َنفْ ِس ْي َوِإَّيا ُكْم بَِتقْ َوى ِهللا، َفَقْد َفا َز الْ ُمتَّقُْو َن. َقا َل هللاُ َت َعالَى : َو ِم ْن َءاَٰيِت ِه ٱلَّْي ُل َوٱلنَّ َها ُر َوٱل َّش ْم ُس َوٱلْ َق َم ُرۚ
اَل َت ْس ُجُدو۟ا لِل َّش ْم ِس َواَل لِلْ َق َمرِ َوٱ ْس ُجُدو۟ا هَّلِلِهَّلِل ٱلَِّذى َخلََق ُه َّن ِإن ُكنتُ ْم ِإَّياهُ َت ْعُبُدو َن
Jamaah shalat gerhana bulan as‘adakumullah,
Setiap orang diantara kita barangkali sudah mengimani bahwa seluruh keberadaan alam
semesta ini diciptakan oleh Allah subhânahu wata‘âlâ. Gunung, laut, rerumputan, binatang,
udara, benda-benda langit, jin, manusia, hingga seluruh detail organ dan sel-sel di dalamnya
tidak luput dari penguasaan dan pengaturan Allah.
Tak satupun makhluk lepas dari sunnatullah. Inilah makna Allah sebagai Rabbul ‘âlamîn,
pemilik sekaligus penguasa dari seluruh keberadaan; al-Khâliqu kulla syaî’, pencipta segala
sesuatu.
Apa saja dan siapa saja. Namun, apakah nilai lebih selanjutnya setelah kita mempercayai itu
semua? Allah menciptakan segala sesuatu tak lain sebagai ayat atau tanda akan
keberadaan-Nya.
Dalam khazanah Islam lazim kita dengar istilah ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Yang
pertama merujuk pada ayat-ayat berupa firman Allah (Al-Qur’an), sedangkan yang kedua
mengacu pada ayat berupa ciptaan secara umum, mulai dari semesta benda-benda langit
sampai diri manusia sendiri.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan:
َسنُرِ يهِ ْم آَياِتَنا ِفي اآلَفا ِق َوِفي َأنْفُ ِسهِ ْم
“Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami di segenap
ufuk dan pada diri mereka sendiri..” (QS Fushshilat [41]:53 )
Tanda (ayat) tetap akan selalu berposisi sebagaimana tanda. Ia medium atau perantara
untuk mencapai sesuatu. Kita bisa tahu udara sedang bertiup ke arah utara ketika kita
menyaksikan daun pepohonan sedang bergerak ke arah utara. Kita bisa tahu dari kejauhan
sedang terjadi kebakaran saat menyaksikan kepulan asap membumbung ke udara.
Dalam konteks ini, fenomena daun bergerak dan membumbungnya asap hanyalah
perantara bagi yang melihatnya tentang apa yang berada di baliknya, yakni udara dan api.
Dalam skala yang lebih besar dan lebih hakiki, fenomena pergerakan benda-benda langit
yang demikian tertib, agung, dan menakjubkan adalah tanda akan hadirnya Dzat dengan
kekuasaan yang tak mungkin tertandingi oleh apa pun dan siapa pun. Dialah Allah
subhânahu wata‘âlâ.
Dengan demikian, fenomena gerhana bulan yang kita saksikan saat ini pun seyogyanya kita
posisikan tak lebih dari ayat. Kita patut bersyukur mendapat kesempatan melewati
momen-momen indah tersebut. Selain menikmati keindahan dan mengagumi gerhana
bulan, cara bersyukur paling sejati adalah meresapi kehadiran Allah di balik peristiwa alam
ini.
Jamaah shalat gerhana bulan as‘adakumullah,
Jika kita sering mendengar anjuran untuk mengucapkan tasbih “subhânallâh” (Maha Suci
Allah) kala berdecak kagum, maka sesungguhnya itu manifestasi dari ajaran bahwa segala
sesuatu bahkan yang menakjubkan sekalipun harus dikembalikan pada keagungan dan
kekuasaan Allah. Kita dianjurkan untuk seketika mengingat Allah dan menyucikannya dari
godaan keindahan lain selain Dia.
Bahkan, Allah sendiri mengungkapkan bahwa tiap sesuatu di langit dan di bumi telah
bertasbih tanpa henti sebagai bentuk ketundukan kepada-Nya. Dalam Suarat al-Hadid ayat
1 disebutkan:
َسَّب َح هَّلِلِهَّلِل َما ِفي ال َّس َماَوا ِت َوا َأل ْر ِض َو ُهَو الْ َعزِ ْي ُز الْ َح ِكْي ُم
Ini
Artinya: “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Sementara dalam Surat al-Isra ayat 44 dinyatakan:
تُ َسِّب ُح لَ ُه ال َّس َماَوا ُت ال َّسْب ُع َوا َأْل ْر ُض َو َم ْن ِفيهِ َّنۚ َوِإ ْن ِم ْن َش ْي ٍء ِإاَّل ُي َسِّب ُح بِ َح ْمِدِه َوٰلَ ِك ْن اَل َتفْ َق ُهو َن َت ْسبِي َح ُهْمۗ ِإنَّ ُه َكا َن َحلِي ًما َغفُو ًرا
Artinya: “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.
Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak
mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun.”
Jamaah shalat gerhana bulan as‘adakumullah,
Apa konsekuensi lanjutan saat kita mengimani, menyucikan, serta mengagungkan Allah?
Tidak lain adalah berintrospeksi betapa lemah dan rendah diri ini di hadapan Allah.
Artinya, meningkatnya pengagungan kepada Allah berbanding lurus dengan menurunnya
sikap takabur, angkuh atas kelebihan-kelebihan diri, termasuk bila itu prestasi ibadah. Yang
diingat adalah ketakberdayaan diri, sehingga memunculkan sikap merasa bersalah dan
pengagungan kepada Allah berbanding lurus dengan menurunnya
sikap takabur, angkuh atas kelebihan-kelebihan diri, termasuk bila itu prestasi ibadah. Yang
diingat adalah ketakberdayaan diri, sehingga memunculkan sikap merasa bersalah dan
bergairah untuk memperbanyak istighfar
Dalam momen gerhana bulan ini pula kita dianjurkan untuk menyujudkan seluruh
kebanggaan dan keagungan di luar Allah, sebab pada hakikatnya semuanya hanyalah
tanda.
َو ِم ْن آَياِت ِه اللَّْي ُل َوالنَّ َها ُر َوال َّش ْم ُس َوالْ َق َم ُر اَل َت ْس ُجُدوا لِل َّش ْم ِس َواَل لِلْ َق َمرِ َوا ْس ُجُدوا هَّلِلِهَّلِل الَِّذي َخلََق ُه َّن ِإ ْن ُكنْتُ ْم ِإَّياهُ َت ْعُبُدو َن
“Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan
kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian
kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya,” (QS Fushilat
[41]: 37).
Dalam tataran praktis, ada yang memaknai perintah sujud pada ayat tersebut sebagai
perintah untuk melaksanakan shalat gerhana sebagaimana yang kita lakukan pada malam
hari ini. Momen gerhana bulan juga menjadi wahana tepat untuk memperbanyak
permohonan ampun, tobat, kembali kepada Allah sebagai muasal dan muara segala
keberadaan.
Semoga fenomena gerhana bulan kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah
subhânahu wata‘âlâ, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga
kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita. Wallahu a’lam.
َبا َر َك هللا لِي َولَ ُكْم ِفى اْلقُ ْرآ ِن اْل َع ِظْيمِ، َوَنَفَعِني َوِإَّيا ُكْم بِ َماِفْي ِه ِم ْن آَي ِة َوِذْكرِ الْ َح ِكْيمِ َوَتَقَّب َل هللاُ ِمنَّا َو ِمنْ ُكْم ِتالََوَت ُه َوِإنَّ ُه ُهَو ال َّس ِمْي ُع ال َعلِْي ُم،
َوَأقُْو ُل َقْولِي َهذَا َفأ ْسَت ْغِف ُر َهللا ال َع ِظْيَم ِإنَّ ُه ُهَو ال َغفُْو ُر ال َّر ِحْيم
Khutbah II
اَلْ َح ْمُد ِهلل َعل َى ِإ ْح َساِن ِه َوال ُّش ْك ُر لَ ُه َعل َى َتْوِفْيِق ِه َوِا ْمِتَناِن ِه. َوَأ ْش َهُد َأ ْن الَ ِالَ َه ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْحَدهُ الَ َشرِ ْي َك لَ ُه َوَأ ْش َهُد أ َّن َسِّيَدَنا ُم َح َّمًدا َعْبُدهُ
َو َر ُسْولُ ُه الَّدا ِعى إل َى رِ ْضَواِن ِه. الل ُهَّم َص ِّل َعلَى َسِّيِدَنا ُم َح َّمٍد وِ َعلَى اَلِ ِه َوَأ ْص َحابِ ِه َو َسلِّ ْم َت ْسلِْي ًما ِكثْي ًرا َأ َّما َب ْعُد َفياَ اَُّي َها النَّا ُس ِاتَّقُوا َهللا ِفْي َما
َأ َمَر َوانْ َت ُهْوا َع َّما َن َهى َوا ْعلَ ُمْوا َأ َّن َهللا َأ َمَر ُكْم بِ َأ ْمٍر َبَدَأ ِفْي ِه بَِنفْ ِس ِه َوثَـَنى بِ َمآل ِئ َكِت ِه بِقُْد ِس ِه َوَقا َل َتعاََلى ِإ َّن َهللا َو َمآلِئ َكَت ُه ُي َصلُّْو َن َعل َى النَّبِى
يآ اَُّي َها الَِّذْي َن آ َمنُ ْوا َصلُّْوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُمْوا َت ْسلِْي ًما. الل ُهَّم َص ِّل َعلَى َسِّيِدَنا ُم َح َّمٍد َصلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى آ ِل َسِّيِدناَ ُم َح َّمٍد َو َعلَى اَنْبِيآِئ َك
َو ُر ُسلِ َك َو َمآلِئ َكِة اْل ُمَق َّربِْي َن َوا ْر َض اللّ ُهَّم َع ِن اْل ُخلََفا ِء ال َّرا ِشِدْي َن َأبِى َب ْكٍر َو ُع َمر َو ُعثْ َمان َو َعلِى َو َع ْن َبِقَّي ِة ال َّص َحاَب ِة َوالتَّابِ ِعْي َن َوَتابِ ِعي
التَّابِ ِعْي َن لَ ُهْم بِِا ْح َسا ٍن ِالَىَيْومِ الِّدْي ِن َوا ْر َض َعنَّا َمَع ُهْم بِ َر ْح َمِت َك َيا َأ ْر َحَم ال َّرا ِح ِمْي َن اَلل ُهَّم ا ْغِف ْر لِلْ ُمْؤ ِمِنْي َن َواْل ُمْؤ ِمَنا ِت َواْل ُم ْسلِ ِمْي َن َواْل ُم ْسلِ َما ِت
اَالَ ْحيآ ُء ِمنْ ُهْم َواْالَ ْمَوا ِت الل ُهَّم َأ ِع َّز اْ ِإل ْسالَ َم َواْل ُم ْسلِ ِمْي َن َوَأِذ َّل ال ِّش ْر َك َواْل ُم ْشرِ ِكْي َن َوانْ ُص ْر ِعَباَد َك اْل ُمَو ِّحِدَّي َة َوانْ ُص ْر َم ْن َن َص َر الِّدْي َن
َوا ْخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْسلِ ِمْي َن َو َدِّم ْر َأ ْعَدا َء الِّدْي ِن َوا ْع ِل َكلِ َماِت َك ِإلَى َيْو َم الِّدْي ِن. الل ُهَّم اْدَف ْع َعنَّا اْلَبالَ َء َواْلَوَبا َء َوال َّزالَزِ َل َواْل ِم َح َن َو ُسْو َء
اْلِفتْ َن ِة َواْل ِم َح َن َما َظ َهَر ِمنْ َها َو َما َب َط َن َع ْن َبلَ ِدَنا ِانْ ُدوِنْي ِسَّيا خآ َّصةً َو َساِئرِ اْلُبلْ َدا ِن اْل ُم ْسلِ ِمْي َن عآ َّمةً َيا َر َّب اْل َعالَ ِمْي َن. َرَّبَنا آِتناَ ِفى الُّدنْ َيا
َح َسَنةً َوِفى اْآل ِخ َرِة َح َسَنةً َوِقَنا َعذَا َب النَّارِ . َرَّبَنا َظلَ ْمَنا اَنْفُ َسَنا َواإ ْن لَ ْم َت ْغِف ْر لََنا َوَت ْر َح ْمَنا لََن ُكْوَن َّن ِمَن اْل َخا ِسرِ ْي َن. ِعَباَد ِهللا ! ِإ َّن َهللا َيْأ ُم ُرَنا
بِاْل َعْد ِل َواْ ِإل ْح َسا ِن َوِإْيتآ ِء ِذي اْلقُ ْرب َى َوَينْ َهى َع ِن اْلَف ْحشآ ِء َواْل ُمنْ َكرِ َواْلَب ْغي َي ِع ُظ ُكْم لَ َعلَّ ُكْم َتذَ َّك ُرْو َن َواذْ ُك ُروا َهللا اْل َع ِظْيَم َيذْ ُك ْر ُكْم َوا ْش ُك ُرْوهُ
َعل َى ِن َعِمِه َيزِ ْد ُكْم َولَ ِذْك ُر ِهللا َأ ْكَب ْر