KUNINGAN (MASS) – Aksi unjuk rasa tolak revisi UU MD3 yang sempat ricuh Jumat (2/3/2018), berbuntut pemukulan dan tendangan terhadap salah seorang mahasiswa. Bahkan mahasiswa dari PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) itu sempat diamankan polisi sekitar 1 jam.
Saat dikonfirmasi langsung pasca aksi, dia mengakuinya. Sayang, mahasiswa berinisial I ini enggan disebutkan identitasnya secara jelas. Hanya ingin inisialnya saja. Dia pun menceritakan kronologis kejadian menurut versinya.
“Awal kronologisnya bermula dari saling dorong-mendorong dengan aparat. Waktu itu tiba-tiba perut saya ada yang nyubit sangat keras. Secara refleks dan secara tidak sengaja, tangan saya menyikut badan salah seorang aparat yang berada di samping saya,” tuturnya kepada kuninganmass.com.
Seketika itu, dia pun ditarik dan diseret menjauhi kerumunan massa dengan posisi kepala dibelenggu oleh tangan aparat. Namun dirinya merasa ironis sewaktu diamankan, perut dan punggungnya dipukuli serta ditendang.
“Setelah itu saya dibawa ke belakang mobil dan dinasehati oleh para aparat kepolisian dengan kepala ditunjuk-tunjuk oleh telunjuk tangan aparat kurang lebih hampir satu jam saya diamankan,” ungkapnya.
Menyikapi hal itu, Ketua PC PMII Kuningan Diding Zaenudin, memaklumi jika aparat keamanan menjalankan fungsinya dalam mengamankan. Namun dirinya menyayangkan, pengamanan tersebut disertai tindakan pukulan dan tendangan. Mestinya tinggal diamankan saja.
“Apalagi konfirmasi dari pihak kepolisan pun terhadap teman kami yang tidak boleh masuk ke dalam, tidak ada waktu itu. Nah itu salah satu pertanyaan bagi kami, padahal teman kami ini tidak melakukan tindakan yang anarkis,” tandasnya.
Sementara, pada aksi tersebut puluhan personil polisi diterjunkan. Ditambah puluhan satpol PP dan 3 dari TNI untuk mengamankan tertibnya aksi. Awalnya berlangsung wajar, namun selang beberapa menit terlihat peserta aksi PMII ini ingin menerbos barikade aparat.
Aksi dorong antara mahasiswa dan aparat pun terjadi. Barisan Polwan yang awalnya paling depan bergeser dan digantikan barisan polisi pria.
“Ya hanya dorong-dorong sedikitlah. Kami sudah memfasilitasi dan berkoordinasi dengan sekwan untuk masuk. Hanya saja para mahasiswa ini ingin orasi terlebih dahulu, ya silahkan. Tapi sangat disayangkan dari mahasiswanya sendiri ada yang dorong-dorongan,” ujar Kabag Ops Polres Kuningan, Erawan K, saat massa aksi belum pulang.
Beruntung, imbuhnya, kejadian tersebut dapat diredamkan sehingga tidak terjadi kericuhan yang berdampak buruk. “Ya kalau gak saling menahan diri mungkin bisa juga terjadi kericuhan yang berdampak buruk,” kata Erawan. (argi)