KUNINGAN (MASS) – Pasca keluarnya hasil survey kedua dari internal Partai Demokrat, Tim Yosa Octora Santono angkat bicara. Meski angka Yosa di bawah Mamat Robby namun tren positif elektabilits Yosa jauh mengalahkan beberapa calon kandidat yang dianggap kuat.
“Terkait menyikapi hasil survey internal Partai Demokrat tahap kedua, perlu dijelaskan adanya mis informasi yang utuh tidak seksama dan kegamangan dalam berita di salah satu surat kabar lokal,” sebut salah seorang Tim Yosa, Rahmat Hidayat kepada kuninganmass.com Senin (23/10/2017).
Diterangkan, terjadi perbedaan jelas antara Yosa dan Robby. Robby yang sudah mensosialisasikan dirinya dalam kurun 10 tahun, baik sebagai anggota DPRD Provinsi Jabar maupun mantan Calon Wakil Bupati 2013 ternyata perolehannya tidak jauh dibanding dengan Yosa yang hanya 6 bulan.
Survey itu lanjut dia, dilakukan oleh salah satu lembaga survey. Pengumpulan data per 11-18 Oktober 2017. Adapun metodologi survei menggunakan metode sampling ( Multistage random sampling), dengan jumlah responden awal 440 responden, wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner, dan margin of error ± 4.8 %.
Dikatakan, nama-nama yang disurvey merupakan bakal calon bupati dan tokoh masyarakat baik yang sedang menjabat ataupun purna. Terdapat belasan nama dan tokoh yang ikut disurvey.
Dari hasil survey lapangan kemarin masih kata Rahmat, yang menjadi fenomenal dan catatan khusus adalah posisi Yosa Octora Santono. Lonjakan tren positifnya drastis meningkat tajam. Bahkan melampaui sang incumbent dan kompetitor di internal yakni Acep Purnama dan Mamat Robby Suganda.
“Nama ke 18 yang disurvey sudah malang melintang di jagat perpolitikan Kabupaten Kuningan, hingga tidak heran santer nama tersebut. Beda halnya dengan Yosa wajah baru yang memiliki track record jelas, sejak mendeklarasikan bulan Maret-Oktober 2017 melonjak naik tingkat kepopulernya,” tandas Rahmat.
Tentunya capaian kemajuan pesatnya menjadi prestasi khusus. Ini yang menjadi modal utama Yosa untuk merebut hati masyarakat.
Masih kata Rahmat, tracking berdasarkan posisi elektabilitas 5 kandidat teratas pada survei Oktober 2017, rentang waktu bulan April-Oktober hanya Yosa Octora Santono yang memiliki suara signifikan. Lainnya Acep dan Mamat Robbby terjadi stagnasi tidak bergeser.
“Membaca dan memahami survey kita harus cakap, bukan hasil hari ini saja yang menjadi pertimbangan, namun trend kenaikan yang tidak kalah penting. Terbukti di beberapa ajang pilkada dan pilpres, sosok yang akan dijagokan adalah calon yang memiliki tren kenaikan positif terhadap elektabilitas (terhadap survey),” ujar Rahmat.
Hampir tiap bulan lanjutnya, tim memanantau pergerakan dan kemajuan popularitas serta elektabilitas Yosa. Hasilnya, dia berucap syukur, ternyata mengalami kenaikan begitu pesat.
“Ini baru 6 bulan, ke depan kita genjot, optimis dukungan tambahan dari masyarakat akan mengalir. Dari sinyal ini, harapan masyarakat ingin adanya perubahan di Kuningan,” ujar pria yang juga TA DPR RI.
Terpisah, Aep Saefullah menambahkan, menjelang rekomendasi turun, banyak faktor yang jadi pertimbangan, tidak hanya survey. Pertimbangan lainnya, seperti tren kenaikan positif menjadi catatan khusus.
Figur Yosa, sambungnya, lebih di terima oleh kalangan tokoh parpol dan masyarakat. Dengan demikian Yosa berupaya menjalin komunikasi dengan lintas parpol, termasuk di Koalisi Umat dan dengan parpol lainnya seperti PKB.
Aep menjelaskan, capaian melajunya elektabilitas Yosa menguntungkan lawan Petahana khususnya Koalisi Umat secara tidak langsung tempat dimana Yosa bernaung.
“Kita berharap trend positif ini tetap terjaga hingga pada saat hari H nanti di Bulan Juni 2018. Artinya masih akan ada 8 bulan lagi kesempatan kita untuk usaha memenangkan pilkada dan menghadirkan Perubahan Baru yang Lebih Baik bagi Masyarakat Kuningan,” tandsanya.
Terpisah, pengurus internal, Ketua DPAC Partai Demokrat Kecamatan Cigugur Rahmat Nugraha mengatakan, di lapangan tim Yosa sudah bergerak jauh. Jaringan dan simpul sedang dan terus bergerak, sehungga animo masyarakat sangat bagus.
“Hampir semua kalangan dari berbagai komunitas bersatu menginginkan Yosa jadi pilihan alternatif pemimpin,” ucap Rahmat Nugraha. (agus)