Connect with us

Hi, what are you looking for?

Uncategorized

Begini Alasan Dokter Toto Pilih PKB

KUNINGAN (MASS) – Kepada para pewarta dr Toto Taufikurohman Kosim mengemukakan alasannya memilih PKB sebagai tempat berlabuh. Direktur RSU KMC ini pun mengakui beratnya amanah yang saat ini ia pikul sebaga calon bupati/wabup dari partai tersebut.

“Saya memilih PKB karena panggilan keluarga. Kebetulan saya berasal dari keluarga para kyai seperti Kyai Zaidin, Kyai Abu Bakar sehingga saya berpikir ulang,” ungkap mantan pengurus Golkar yang sempat berencana menjadi kader Gerindra itu.

Sebagai partai berbasis Islam, Toto bersyukur PKB menerima dirinya sebagai kader. Bahkan sekarang diputuskan menjadi calon bupati atau wakil bupati dari partai tersebut.

Dengan ditetapkannya sebagai cabup/cawabup, Toto merasa sedang memikul amanah yang sangat berat. Sebab amanah itu bukan dari kader PKB saja, melainkan pula dari para kyai dan pimpinan pondok pesantren.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Karena beratnya amanah ini, maka mau tak mau harus menang,” tandas politisi yang tinggal di Desa Kapandayan Kecamatan Ciawigebang itu.

Ditanya hendak berpasangan dengan siapa, Toto mengatakan belum menentukan pilihan. Yang jelas dengan siapapun, menurutnya sangat mungkin dan tak menjadi masalah. Saat disinggung nama Acep Purnama pun, ia menjawab bisa saja terjadi.

“Siap, siap sekali (berpasangan dengan Acep). Kalau komunikasi yang sudah dilakukan, dengan semua calon juga saya komunikasi,” ungkapnya.

Saat diberikan kesempatan untuk naik mimbar, dalam orasinya Toto menegaskan NU harus bersatu. Diperjelas kembali olehnya kala diwawancara para awak media.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Pada pilkada kemarin kita bisa melihat sendiri. Nah mudah-mudahan pilkada nanti semua warga NU, banom-banom NU, bisa bersatu dengan mengusung figur yang benar-benar sudah diberi amanah oleh para kyai,” harapnya.

Dengan bersatunya NU di Kuningan, imbuh Toto, maka kekuatannya akan sangat besar. Dengan begitu, Pilkada 2018 bisa dimenangkan oleh warga Nahdiyin. Ia menegaskan kembali kalimat ‘Mau tak mau harus menang’. (deden)

 

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version