KUNINGAN (MASS)- Teknologi berkembang pesat menyesuaikan perkembangan zaman. Pada perkembangannya, muncul teknologi terbarukan yang memudahkan manusia dalam melakukan berbagai perkerjaan, salah satunya industri pertanian.
Salah satu bentuk teknologi tepat guna tersebut dirancang salah satu Dosen Universitas Islam Al-Ihya Kuningan berupa pompa hidrolik.
Rancangan teknologi tepat guna tersebut sejalan dengan negara Indonesia yang memiliki potensi besar dalam mengembangkan industri pertanian.
Sehingga tiidak sedikit orang yang berkonsentrasi untuk terus mengembangkan teknologi pada bidang pertanian dan menunjang produksi padi sehingga mencapai dari tahun 2014 sampai 2018 mencapai 2.33%.
“Meski kemajuan teknologi cukup pesat, namun petani kita masih banyak mengalami kendala, di antaranya ketika memasuki musim kemarau,” kata Yogi Iskandar, M.Pd salah satu dosen Unisa yang sedang ,mengembangkan teknologi tepat guna pompa hidrolik sistem yang didanai pemerintah tersebut, Jumat (23/10/2020)
Pada musim kemarau, lanjut Yogi, hanya sedikit petani yang bisa melakukan aktivitas pertanian. Karena itu, dirinya merasa terpanggil untuk merancang pipa hidrolik dalam rangka memecahkan masalah yang sedang terjadi.
“Pipa tersebut didesain sederhana supaya terjangkau dan para petani bisa memilikinya,” ujarnya.
Dikatakan, pompa air secara umum sudah banyak, tapi hanya sedikit orang yang bisa atau mampu membelinya.
Seperti pompa air yang membutuhkan bensin untuk mengoprasikannya cukup menguras biaya.
Dijelaskan Yogi lebih lanjut, pompa hidrolik yang dirancangnya cukup memanfaatkan tenaga air yang berasal dari arus kali Cijolang ketika kemarau.
Arus air dimanfaatkan sebagai tenaga pemutar atau kekuatan untuk memutarkan kincir dan menarik atau mendorang air. Sehingga tidak memelukan bensin atau pun tenaga listrik.
Pompa tersebut, menurutnya, akan menjadi solusi dalam menjawab hambatan-hambatan pengaliran berupa perbedaan tekanan dan perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.
Karena pada prinsipnya, lanjut dia, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida.
Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui.
“Sistem kerja pompa air hidrolik, sumber tenaganya berasal dari arus air yang berfungsi untuk memutarkan kincir air,” ujarnya.
Dari sumber tenaga tersebut dipindahkan tenaganya ke hidrolik sistem yang berfungsi untuk menarik dan mendorong air.
Agar air bisa terhisap maka menggunakan dua lubang pipa yang terdiri dari pipa masukan dan pipa pembuangan.
“Pipa masukan berfungsi untuk menghisap air dan pipa buang berfungsi untuk mendorong air,” jelasnya.
Kemudian Yogi mengatakan, ketika hidrolik mendorong maka harus ada alat yang berfungsi untuk menghadang agar air tidak keluar pada bagian pipa yang berfungsi untuk menghisap.
Alat yang digunakan untuk menghadang air supaya tidak keluar bagian hisap pipa menggunakan katup.
Katup tersebut akan terbuka ketika hidolik ditarik atau menarik air dan akan tertutup ketika hidrolik sedang mendorong air.
Begitupun dengan bagian keluar atau mendorong air katup akan tertutup jika hidrolik sedang menghisap air dan klep akan terbuka jika hidrolik medorong air.
Terpisah, Rektor Unisa, Nurul Iman Hima Amrullah, MSi mengapresiasi dosen yang berinovasi memberikan manfaat untuk masyarakat.
Menurutnya, sebagai perguruan tinggi yang mengusung visi keislaman, kewirausahaan, dan teknologi informasi, pihaknya terus mendorong supaya berinovasi menghasilkan teknologi tepat guna yang hasilnya bisa bermanfaat untuk masyarakat.
Selain yang pompa air yang sedang digarap oleh Yogi, mahasiswa Unisa juga sedang berinovasi mengolah limbah menjadi bahan bakar.
Kemudian ada juga program besar yaitu mengolah kotoran hewan menjadi kertas.
“Ini semua bentuk keseriusan kami di Unisa supaya bermanfaat untuk bangsa,” tuturnya. (agus).