KUNINGAN (MASS) – Pemerintah Desa Gunungkeling melalui Kasi Pelayanan, Wawan Hernawan, membantah rumor yang beredar tentang orang meninggal yang kesehariannya tinggal di Gunungkeling, tapi justru dikuburkan di luar kota. Pasalnya, kabar itu beredar dengan rumor desa menolak menguburkan karena bukan warga asli setempat. Padahal, kata Wawan, itu permintaan keluarga.
“Kalaresan abdi kamari ngiring mulasara (Kebetulan saya yang kemarin ikut mengurus). Nu leres (Yang betul), bahwa jenazah sumping (datang) ka Gunungkeling teras di pulasara sesuai syariat. Bahkan kami tawarkan untuk dikuburkan di pemakaman Gunungkeling, hanya saja karena keluarga di Bekasi dan atas permintaan mereka, jenazah dipularasa sampai dishalatkan, selanjutnya jenazah dimakamkan di Bekasi,” jelasnya, Jumat (31/10/2025).
Wawan menegaskan, masyarakat Gunungkeling dikenal memiliki kepedulian dan empati tinggi terhadap sesama. Apalagi, yang meninggal memang sempat tinggal di Gunungkeling, ngontrak.
“Insya Allah, ini sebagai klarifikasi ya, bahwa kami di Desa Gunungkeling, termasuk masyarakatnya, tidak pernah menolak jenazah. Kami sangat berempati dan bersimpati, dengan sekuat kemampuan kami memulasara jenazah. Masyarakat kami tahu persis bagaimana memanusiakan manusia. Itu sudah jadi karakter kami,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, pemakaman di Desa Gunungkeling terbuka bagi masyarakat luar yang ingin dimakamkan di sana. Menurutnya, hal seperti itu, sudah sering terjadi.
Selain itu, ia juga menjelaskan lahan pemakaman yang merupakan tanah desa masih cukup luas dan diperkirakan dapat menampung kebutuhan hingga 15-20 tahun ke depan.
“Berdasarkan penelitian saya dan rekan-rekan, lahan masih mencukupi untuk sekitar 15 atau 20 tahun ke depan, dengan rata-rata angka kematian warga kami sekitar 10-14 orang per tahun. Ini hanya analisa, tentu kami berharap masyarakat kami panjang umur, sehat walafiat, dan berlimpah rezeki,” pungkasnya. (didin)
