KUNINGAN (MASS) – Namanya mungkin tidak asing lagi, terutama untuk kalangan muda yang hobi soal musik.
Muhammad Firdan, laki-laki ini bersama Hayaza (brand), setahun belakangan ini memang populer sebagai musisi, baik vocal maupun pencipta lagu, serta mengisi panggung ke panggung.
Pada kuninganmass.com, Firdan beberapa waktu lalu bercerita sudah mulai berkecimpung dengan musik sejak kelas 3 SD. Dulu, dirinya sempat ikut les drum.
Saat itu, Firdan mengaku berhenti les drum karena cedera tangan kala bermain bola. Namun berselang beberapa tahun, Firdan malah tampil menyanyi saat acara perpisahan kelas 6.
“Waktu itu aku kelas 5 SD. Awal-awal nyanyi ya grogi, nervous,” ujarnya sembari tersenyum lebar.
Meski diceritakan Firdan penampilan pertamanya itu tak mulus. Tapi dirinya memilih terus belajar bermusik, terutama sebagai vocal.
Masuk SMP N 2 Kuningan, Firdan juga membentuk band remaja, TKP. Dan saat itulah, pertama kali masuk dapur rekaman.
“Itu masih iseng-iseng,” sebutnya menambahkan.
‘Iseng’nya di dunia musik terus berlanjut hingga masuk di SMA N 1 Kuningan. Masa SMa-nya itu, Firdan kembali membuat band dengan genre reagge.
“Kalo kuliah justru di STP, tadinya sih pengen di UNY,” ujarnya sembari menjelaskan, kalo jurusan kuliahnya lebih ke kuliner.
Kala kuliah, diceritakan Firdan cukup sering juga tampil band. Hanya saja, lelaki kelahiran 95 itu mengaku, terhambat karena pandemi melanda.
Kembali ke Kuningan, Firdan juga mengaku pernah bekerja di salah satu perusahaan lokal. Lalu pada tahun 2018 akhir itu, dirinya mulai diajak juga sebagai penyanyi wedding.
“Waktu itu, baru nemu enaknya ternyata di wedding singer. Nemu enaknya, juga cuannya lebih enak juga,” ucapnya.
Terus ikut bersama orang lain, pada 2020 Firdan ingin berkembang secara mandiri. Saat itulah, dirinya mulai membangun Hayaza sebagai band yang dimenejemeni-nya langsung.
Mulai tampil panggung ke panggung dengan nama Hayaza bersama personil lainnya seperti Fikri, Eki Destria, Raz, Angga dan Aditya Lesmana.
“Hayaza itu aslinya dari nama usaha kerudung istri. Artinya keberuntungan,” jelasnya.
Selain band, Hayaza juga ingin berkembang ke arah lain yang masih berhubungan dengan event seperti Catering, bahkan apparel (clothingan).
Usianya memang baru menginjak tahun kedua. Tapi namanya sudah cukup dikenal. Firdan, kala ditanya perihal itu mengaku bersyukur dan mengembalikan itu ke kepuasan pelanggan, serta support orang sekitarnya.
“Kalo ditanya apa yang memorable, semua panggung pasti memorable. Setiap moment, latihan, ngulik lagu bareng sampe larut malem juga memorable,” imbuhnya.
Diirnya menekankan, apapun itu yang ingin digeluti kuncinya ya tetap belajar dan sharing ke orang lain. Harus juga konsisten. Apalagi jika kerjaan yang digeluti adalah hobi. Hobi yang dibayar.
Saat ditanya perihal salah satu lagunya yang populer, Sopia Latjuba, lagu yang mengisahkan memori bersama Bekjul (Bebek Tujuh Puluhan) tua, ternyata lagunya merupakan curhatan dari pengalamannya.
Lagu itu, dikarangnya saat SMP dalam waktu satu minggu karena mengejar deadline agar bisa rekaman.
Lagu soal bekjul tua itu, memang mengisahkan perjalanannya dulu bersama Sophia Latjuba, Bebek tua berwarna biru.
“Priceless pokoknya (tidak ternilai harganya),” ujarnya di akhir. (eki)