KUNINGAN (Mass) – Jauh hari atau sekitar 6 bulan yang lalu Dudy Pamuji yang saat ini digadang-gadang sebagai salah satu kandidat Bupati/Wakil Bupati Kuningan yang akan meramaikan bursa Pemilihan Kepala Daerah Serentak tahun 2018 yang akan datang, telah membuat suatu pemodelan dalam hal strategi peningkatan produktivitas hasil pertanian.
Melalui relawan-relawan petani yang berada di 3 wilayah Kecamatan Mandirancan, Pancalang dan Pasawahan Dudy telah memberikan stimulasi modal kerja, pendampingan, penerapan teknologi tepat guna, serta persiapan mencari pasar kepada kelompok tani di Desa Nanggerang Jaya Kecamatan Mandirancan.
Adapun metode yang digunakan adalah metode tumpang sari dengan penanaman benih-benih produk pertanian yang diperkirakan mudah masuk pasar dengan harga yang kompetitif. Di lahan sawah seluas 250 bata ditanami benih labu butter nut, labu butong, cabe rawit, cabe merah, mentimun, brokoli, dan bawang daun.
Kurang lebih 110 hari kemudian, dengan perawatan tanaman yang intensif dan kemitraan dengan berbagai distributor pestisida, pupuk, dan benih hasilnya sudah bisa dipanen. Untuk labu butter nut sendiri sudah menghasilan 5 kuintal demikian halnya mentimun, labu butong, dan produk lainnya juga sudah panen.
“Alhamdulillah para petani merasakan adanya peningkatan pendapatan dari hasil panen tersebut dengan perkiraan mendapat keuntungan yang mencapai hampir 100 persen dari modal kerja,” ujar perwakilan petani.
Berbekal dari praktik baik ini, maka Dudy Pamuji semakin optimis apabila suatu saat maju sebagai calon Bupati/Wakil Bupati Kuningan periode 2018-2023 maka rancangan visi yang ingin mengembalikan Kabupaten Kuningan sebagai salah satu Pusat Agropolitan di Jawa Barat. Itu merupakan hal yang sangat realistis karena didukung oleh kondisi geografis Kuningan dan juga sumber daya penunjang pertanian yang kini telah dimiliki Kuningan.
Selasa (11/7) kemarin Dudy Pamuji bersama istri dan para tim relawan melaksanakan Panen Raya Labu Butter Nut sekalian meluncurkan program relawan yaitu Gerakan Masyarakat Petani Juara (GEMPITA). Hadir dalam acara tersebut 250 orang petani dari berbagai kecamatan di Kuningan dan beberapa tamu undangan lainnya.
“Saya punya prinsip, saya ingin berbuat nyata dulu baru saya berbicara dan menyusun rencana-rencana ke depan. Hari ini, saudara-saudara bisa menyaksikan sendiri bagaimana pak Andi dan para petani lainnya di Desa Nanggerang Jaya tersenyum karena sudah mampu memetik hasil jerih payahnya,” ujar Dudy.
Sudah tentu, imbuhnya, tadi berdasarkan testimony perwakilan petani kini penghasilannya semakin bertambah. Dalam jangka panjang diharapkan terus dilanjutkan dan ditingkatan. Menurut owner Obyek Sidomba ini, memihaki pertanian itu yang paling penting adalah modal kerja, teknologi dan pasar.
“Nah, saya dan tim relawan tidak ingin banyak bicara namun justru bekerja nyata dulu dan inilah buktinya. Tentu pemberdayaan model ini akan menjadi modal berharga bagi saya untuk menguatkan visi pemihakan pada sektor pertanian,” tandasnya.
Model seperti itu, tambah Dudy, akan dikembangkan di desa-desa lain yang saat ini sudah antri. Dia pribadi pun sudah menyiapkan lahan seluas 5000 meter persegi untuk pemberdayaan model seperti itu.
Kabupaten Kuningan sendiri berdasarkan data BPS tahun 2016 memiliki lahan sawah seluas 28,9 ribu hektar dan kebun seluas 16,3 ribu hektar. Sementara ini yang menjadi produk unggulannya adalah hanya ubi jalar (208,2 ribu ton per tahun) dan ubi kayu (36,9 ribu ton per tahun).
“Kuningan harus mengembangkan berbagai inovasi di bidang pertanian sehingga produknya bisa diterima pasar dalam negeri dengan kualitas yang baik,” harapnya.
Disamping itu, Dudy Pamuji juga concern dengan pengembangan produk-produk olahan hasil pertanian untuk mendorong kaum perempuan berdaya juga secara ekonomi. Setelah dilakukan mini expo, ternyata antusias petani cukup tinggi. Terbukti dengan banyaknya permintaan dari petani yang hadir, sawah di daerahnya ditanami tanaman yang serupa. Dalam kesempatan itu, Dudy Pamuji juga berkomitmen untuk siap menyediakan benih, pendamping dan pasar. (deden)