KUNINGAN (MASS)- Perutnya membuncit. Matanya semakin menguning. Ada bekas operasi dibagian perut. Dibagian mulutnya terpasang selang. Ternyata selang itu adalah untuk jalan masuk makanan dan minuman ke mulut. Itulah balita malang bernama Azkhana Abdillah (7 bulan).
Bayi mungil putra bungsu pasangan Ine Srimulyati (24) dan Muslim Mulyadi (33) warga Dusun Sukasari RT 17 05 Desa/Kecamatan Subang itu hanya bisa tergeletak di roda bayi. Bayi malang itu ternyata menghidap tresia bilier atau kelainan saluran empedu.
Atresia bilier adalah penyakit saluran empedu langka yang hanya menyerang bayi. Saluran empedu pada hati, disebut juga dengan duktus hepatikus, berfungsi untuk menghacurkan lemak, menyerap vitamin larut lemak, serta membawa racun dan produk sisa keluar tubuh.
Pada atresia bilier, saluran tersebut membengkak dan menjadi tersumbat. Akibatnya, cairan empedu meningkat di hati dan menyebabkan kerusakan hati. Hal ini membuat hati sulit membuang racun dalam tubuh.
Ternyata satu-satu langkah menyelamatkan bayi malang ini adalah dengan cangkok hati. Pasalnya, sejak usai tiga bulan kondisi hati Azkhana sudah rusak.
Nasib malang Azkhana bermula ketika baru dua hari lahir. Disaat bayi sesuianya mengeluarkan kotoran berwarna kuning, ternyata ia justru berwarna pucat. Setelah kejadian itu dibawa ke bidan dan menurut bidan hal itu karena ibunya kurang protein.
Singkat cerita meski sudah berupa mengkonsumsi makanan yang banyak protein. Namun, ternyata kondisi anak tidak kunjung normal, sehingga dirujuk ke RSUD 45. Itu juga setelah pada usia tiga minggu Azkha kejang-kejang.
Pada saat diruang NICU, bocah malang itu menjalani terapi laser. Kondisi tubuhunya sendiri terus menguning dan dokter menduga Azkha terserang atresia bilier. Dugaan itu benar setelah dibawa RSCM dan diketahui setelah usainya 3 bulan.
“Saat ini untuk cangkok dibutuhkan dana Rp300 juta. Biaya itu untuk screening dan operasi transplantasi hati. Meski sebenarnya sebagian sudah ditanggung BPJS,” sebut Ine kepada wartawan Minggu (18/11/2018).
Untuk sisa kekurangan, saat ini ia berjuang keras mencari bantuan. Penghasilan suaminya pas-pas sehingga cukup sulit mengumpulkan dana ratusan juta.
Dikatakan, selama ini sudah mencari dengan browsing di internet dan hasilnya beberapa lembaga sosial seperti kitabisa.com dan sharing happiness Rumah Zakat mambantu sudah terkumpul Rp50 juta.
Ia berharap ada dermawan yang mau membantu begitu juga Pemerintah Kabupaten Kuningan. Ia akan berusaha sekuat tenaga agar ankanya bisa hidup normal.
“Saya percaya Allah akan memberikan jalan selama mau usaha. Saya ingin anak saya kembali normal. Tidak ada yang tidak mungkin selama mau ikhtiar,” ujarnya dengan nada optimis.
Terpisah, Camat Subang Indra Bayu mengaku, apa yang terjadi dengan Azkha sudah diketahuinya. Ia berjanji akan membantu untuk memenuhi biaya tersebut seperti penggalangan dana dan lainnya.(agus)