KUNINGAN (MASS) – Program Ngaji Buku dan Buka Bersama Al-Ihya Centre Kuningan (Ngabuburit) edisi kedua membahas pentingnya asupan gizi seimbang selama bulan Ramadhan. Hadir sebagai narasumber Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kabupaten Kuningan, Cahyani Wira Prayuda.
Edisi kedua tersebut merupakan salah satu segmen dari empat edisi yang diselenggarakan DKM Al-Ihya Centre Universitas Islam Al-Ihya Kuningan. Tim Al-Ihya Centre Kuningan, Andi Noviar menerangkan, memasukan tema gizi seimbang dalam rangkaian diskusi karena peranannya sangat penting dalam pelaksanaan puasa umat muslim supaya mencapai puasa sehat.
“Pola gizi seimbang sering dilupakan oleh umat islam, tidak hanya selama puasa, melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Maka sering kita temukan adanya kekurangan atau kelebihan gizi,” kata Andi, Jumat (17/5)
Atas nama Al Ihya Centre pihaknya mengucapkan terimakasih kepada narasumber yang sudah memberikan pencerahan mengenai gizi seimbang. Melalui pembekalan tersebut, mahasiswa, masyarakat, dan dosen Universitas Islam Al-Ihya mendapat gambaran ril bagaimana mengatur gizi seimbang selama puasa ramadhan.
“Semoga bisa bermanfaat untuk semua pihak, tidak hanya selama ramadhan, melainkan juga untuk kehidupan sehari-hari. Karena gizi seimbang sangat penting. Jangan sampai kita kekurangan atau kelebihan,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, narasumber materi, Cahyani menerangkan tiga garis besar pembahasan gizi seimbang yang meliputi tujuan, manfaat, dan menu gizi seimbang selama puasa.
Menurutnya, gizi seimbang merupakan salah satu komponen yang harus dipenuhi untuk kesehatan tubuh. Karena hal itu, setidaknya setiap yang puasa melakukan asupan makanan terhadap tubuh yang memiliki fungsi sebagai zat tenaga.
Tentu lanjut dia, untuk mendukung aktivitas fisik dan organ tubuh, zat pembangun yaitu menyuplai zat dari yang tidak ada menjadi ada, dan terakhir zat pengatur yang mengatur organ tubuh sesuai fungsinya masing-masing.
“Gizi seimbang pada prinsipnya yaitu mengatur pola makan sesuai tiga J. Jumlah yang dikonsumsi, Jenis yang dikonsumsi, dan Jam atau waktu mengkonsumsi. Tiga J ini penting diperhatikan supaya tidak ada kesalahan dalam pencernaan,” terangnya.
Dia mencontohkan, untuk makanan saat berbuka, dianjurkan untuk memakan terlebih dahulu makanan atau minuman yang fungsinya bersifat rangsangan yaitu dengan minuman, dan air bening. Setelah ada jeda waktu kemudian ditambah karbohidrat yang mudah dicerna seperti kurma dan sejenisnya, kemudian berhenti lagi, melaksanakan solat, setelah itu kemudian kasih makanan cukup berat.
“Untuk saat sahur juga harus diatur tiga J-nya. Makan karbohidrat, dan protein hewani atau nabati yang lama dicerna, serta air putih atau susu,” ujarnya. (agus)