KUNINGAN (MASS) – Pernyataan mengenai perubahan besar Lereng Gunung Ciremai dari kawasan tandus menjadi wilayah hijau dan tertata dalam satu dekade terakhir dibantah oleh Aziz, salah satu warga asli Kuningan.
Menurut Aziz, klaim penghijauan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Kalau dikatakan dulu semuanya gundul kemudian ditata hingga menjadi hijau seperti sekarang. Banyak bagian yang justru dibuka dulu, baru kemudian ditanami lagi. Itu yang masyarakat lihat,” ujar Aziz, Jumat (12/12/2025).
Aziz juga menyinggung mengenai keberadaan area pembibitan yang disebut-sebut sebagai bentuk kepedulian terhadap konservasi lingkungan. Menurutnya, itu tidak menggambarkan keseluruhan tindakan yang terjadi di area lereng.
“Kalau iya ada pembibitan, emang itu sudah sesuai prinsip konservasi. Faktanya, pembukaan lahan yang sempat viral beberapa waktu lalu menimbulkan kekhawatiran warga,” ungkapnya.
Ia menambahkan keberadaan bangunan, jalur akses baru, dan pengembangan kawasan wisata tidak sepenuhnya memberikan dampak positif. Sebagian warga merasa khawatir perubahan yang terlalu cepat dapat mengganggu ekosistem Ciremai yang selama ini menjadi kawasan penyangga air bagi desa-desa sekitar.
“Kalau benar ingin menjaga alam, ya seharusnya proses penataannya transparan, melibatkan elemen masyarakat jangan tiba-tiba lahannya sudah berubah. Jangan sampai narasi penghijauan digunakan untuk menutupi aktivitas lain,” tegasnya
Aziz berharap pihak terkait melakukan evaluasi menyeluruh serta membuka data nyata mengenai proses penataan dan dampaknya terhadap lingkungan.
“Kami ingin Ciremai tetap hijau, itu jelas. Tapi jangan dibuat seolah semua yang terjadi sekarang adalah keberhasilan. Ada hal yang perlu dikritisi, dan suara warga juga harus didengar,” tegasnya.
Menurutnya, selain hablum minallah dan hablum minannas, hablum minal alam juga harus ditanamkan dalam diri manusia.
“Rawat pohon yang ada, jangan menghilangkan pohon yang sudah ada, dengan dalih reboisasi, bibit belum tentu jadi pohon tetapi pohon sudah pasti menjadi pohon yang harus kita rawat untuk meminimalisir adanya bencana longsor dan banjir,” pungkasnya. (didin)
