KUNINGAN (MASS) – Berawal dari kegelisahannya karena pohon semboja yang ada di area pemakaman desanya, Luragung Tonggoh Kecamatan Luragung dilelangkan pada 2017 lalu. Avit kini fokus pada pelestarian pohon semboja.
Pelelangan pohon semboja pada hampir 3 tahun lalu itu, beralasan pembukaan lahan makam, serta penataan ulang. Sehingga, pohon yang ada, dilelang ke luar.
“Kita manfaatkan sisanya (menjadi pahatan dan ukiran, red),” ujarnya pada kuninganmass.com beberapa waktu lalu.
Menurut Avit, pohon semboja sendiri memiliki keunikan tersendiri. Selain karena termasuk tanaman lokal yang biasanya tumbuh di area makam, semboja juga termasuk tanaman purba yang entah sudah berapa ratus tahun hidup.
“Semboja itu unik, kuat, tidak mudah rapuh juga dimakan rayap. Bahkan, tangkai yang sudah jatuh pun, tidak lapuk,” jelasnya lebih lanjut.
Selain itu, disebutkan Avit semboja juga memiliki tekstur yang artistik. Seratnya yang rumit, namun memiliki tekstur yang luwes dan lentur, tidak kaku.
Saat ini, selain memberdayakan bekas pohon semboja, kini dirinya juga tengah konsen pada pelestarian pohon semboja. Bahkan, dirinya tengah menggarap pelestarian semboja di daerah Babakan Mulya.
Selain konsen pelestarian, Avit masih terus memahat dan mengukir. Beberapa karyanya bahkan ditawar serius dengan nominal yang lumayan.
Terlihat, di rumahnya terpamoang hasil tangannya. Beberapa ukiran dan pahatan berbentuk fauna terlihat ‘anggun’, unik dan memiliki makna tersendiri.
Tapi, meski karyanya ditawar dengan nominal, Avit mengaku hal itu bukan tujuan utamanya. Bahkan, yang sudah dinominalkan pun, biasanya Avit membagi hasilnya untuk yang menbutuhkan dan pelestarian.
Selain terus mengkampanyekan pelestarian, Avit juga kini aktif mengedukasi para pemuda untuk meningkatkan skill dengan mengisi workshop-workshop. (eki)