KUNINGAN (Mass)- Mengerikan! Jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Kabupaten Kuningan terus meningkat setiap bulannya. Dalam kurun waktu tiga bulan Januari-Maret 2017 terjadi peningkatan 43 orang.
Jumlah penderita dari tahun 2004 hingga akhir tahun 2016 tercatat sebanyak 368 orang. Adapun rinciannya adalah penderita HIV 195 orang dan AIDS sebanyak 173. Dari jumlah tersebut 18 orang diantara adalah ibu rumah tangga.
Yang memprihatinkan sebagian besar mereka mengidap HIV/AIDS sudah stadium 3 dan 4. Tentunya mereka harus mendapatkan penanganan serius.
“Saya justru senang dengan bertambah jumlah penderita HIV/AIDS. Pasalnya, dengan diketahui akan mudah diobati sehingga tidak akan menular kepada yang lain,” ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Dr Eva Maya kepada kuninganmass.com usai mengikuti acara sosialisasi HIV/AIDS bagi Kader Posyandu di Restoran Lembah Ciremai, rabu (3/5/21017).
Untuk layanan HIV/AIDS lanjut dia, terus meningkat, dimana dari empat tempat menjadi lebih banyak dan berbagai wilayah. Pasalanya, dari jumlah penderita penyebarannya merata di 32 kecamatan.
Mengenai pengobatan merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam mengobati penderita HIV/AIDS. Pemerintah terus berupaya menekan jumlahnya dengan melakukan berbagai cara.
“Saya berharap dengan adanya kegiatan ini maka semua bisa paham dan ikut membantu mengobati mereka karena penderita memiliki hak yang sama dengan yang lain,” jelas Eva.
Sementara itu, Bupati Kuningan H Acep Purnama MH mengetahui jumlah penderita meningkat mengaku prihatin. Pasalnya, HIV/AIDS merupakan penyakit yang cukup berbahaya, karena selama ini belum ada obatnya dan penularannya dapat melalui perilaku hidup yang tidak sehat.
“Menyikapi masalah ini kepada jajaran pengurus KPA agar dapat bersinergis dengan SKPD teknis untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang bagaimana HIV/AIDS dapat menular,” kata Acep.
Selanjutnya, Acep menyampaikan, menurut diagnosa kesehatan, orang dengan HIV/AIDS harus memiliki optimisme bahwa penyakit itu bukan penyakit kutukan, melainkan penyakit yang dapat diupayakan pencegahannya dan sebagai warga masyarakat harus tahu kondisi tersebut agar dapat memperlakukan korban yang terpapar HIV/AIDS secara bijak dan manusiawi.
Terpisah, Kepala Bagian Kesra Setda, Toni Kusumanto mengatakan, acara ini bertujuan untuk menemukan, mencegah, dan mengurangi penularan HIV/AIDS. Lalu, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial, ekonomi pada individu keluarga dan masyarakat.
Selain itu juga lanjut dia, untuk meningkatkan peran seluruh komponen masyarakat dalam upaya pencegahan dan penularan penyakit tersebut.
Diterangkan, HIV atau AIDS memang masuk kategori penyakit menular, tetapi penularannya tidak seperti yang beredar saat ini dikalangan masyarakat. Mereka yang menderita penyakit ini, juga punya hak hidup sama seperti kita.
Sudah selayaknya dan sudah sepantasnya lanjuut dia, memberikan uluran tangan kepada mereka yang menderita virus mematikan tersebut, bukan malah diintimidasi atau dikucilkan.
“Harus dingat sebagian dari mereka tertular virus itu bukan dari melakukan perilaku menyeleweng, sebagai contoh balita yang diduga ikut tertular penyakit HIV/AIDS. Mereka ini sama sekali tidak tahu menahu apa yang sudah diperbuat orang tuanya,” jelasnya. (agus)