KUNINGAN (MASS) – Asosiasi Perangkat Desa Indonesia (Apdesi) Kabupaten Kuningan mengajak para mahasiswa tidak hanya melangit jadi kontrol sosial pemerintah tapi harus membumi turut merasakan ke bawah bagaimana beban psikologis selama mengurusi masyarakat.
“Saya mengapresiasi perhatian teman-teman mahasiswa, bukan hanya melihat tapi menelisik ke bawah bagaimana pelaksanaan pemerintahan tersebut,” kata Juru bicara Apdesi, Arief Amarudin, Rabu (10/5/2023).
Kuwu yang juga merupakan Kepala Desa Kertayasa itu meminta mahasiswa memberikan kritik konstruktif sekaligus solusi setelah melakukan tabayyun untuk menyelesaikan permasalahan yang didapat.
“Kaitan dengan Bimtek Kadus ke luar kota, saya kira hal yang wajar, selama tiga tahun kami bagian garda terdepan melawan covid bersama masyarakat bawah,” katanya.
Ada banyak definis healing istilah yang banyak digunakan hanya sebagai arti pergi ke tempat wisata. Healing juga dikaitkan dengan penyembuhan jiwa, perasaan, batin, maupun fikiriran.
Ia juga mengingatkan mengenai tiga peranan penting yang melekat pada status mahasiswa.
“Mahasiswa itu sejatinya memiliki tiga peran penting di masyarakat, yaitu peran intelektual, moral dan sosial. Masyarakat akan meminta pertanggung jawaban itu,” tuturnya.
Disamping itu, Arief juga berpesan kepada para mahasiswa agar meningkatkan daya saing dalam menghadapi bonus demografi.
“Pesan saya khususnya kepada rekan-rekan agar dapat bermimpi dan berfikir futuristik, menghadapi bonus demografi pada tahun 2045,” ungkapnya.
Menurutnya, kelak para mahasiswa harus ikut andil di masyarakat terlebih turut serta mengikuti kontestasi pemilihan kepala desa atau perangkat desa karena memiliki daya saing tinggi.
“Sehingga ikut merasakan bagaimana memajukan desa dan turut menyejahterakan masyarakat,” pungkasnya. (deden)