KUNINGAN (MASS) – Pandemi covid-19 menjadi suatu perhatian utama di segala bidang bermasyarakat dan memiliki dampak yang sangat luar biasa.
Namun ketidak jelasan yang terjadi sekarang membuat masyarakat kian bertanya tanya. Kapan pandemi ini berakhir?
Disamping itu semua, kasus yang terjadi di sebuah pondok pesantren bukan hal baru yang dirasakan.
Namun pada akhir-akhir ini, pondok pesantren Husnul Khotimah menjadi sorotan publik karena terjadi lonjakan kasus positif covid.
Hingga banyak sekali yang memberikan doa dan dukungan untuk kondisi pondok pesantren tersebut.
Tidak dengan pernyataan yang dilontarkan, Ketua DPRD Kuningan, sebut saja Nuzul R menambah gaduh kondisi yang ada.
Beliau mengungkapkan bahwa “Pondok pesantren Husnul Khotimah menjadi limbah wabah, limbah segalanya” pada saat diwawancarai oleh media kuningan.
Pernyataan yang mengandung multi tafsir dan seolah-olah mengarah kepada hal yang negatif.
Pernyataan Ketua DPRD tersebut membuat berbagai pihak angkat bicara mulai dari anggota DPRD Kuningan itu sendiri sampai kepada organisasi-organisasi Islam lainnya yang tersindir dan membuat kesal atas pernyataaan tersebut.
Lantas apakah tidur ketua malam ini nyenyak? Dengan berbagai respon masyarakat yang dilontarkan kembali kepada ketua DPRD tersebut yang meminta agar meminta maaf terutama kepada lembaga dan umat Islam seluruhnya dan melakukan klasifikasi atas pemilihan diksi yang membuat gaduh tersebut.
Apakah tidur ketua nyenyak? Ini menjadi pertanyaan kami. Ketika suatu pejabat publik, menjadi orang yang dipilih oleh rakyat untuk menduduki bangku dewan untuk berlaku bijak atas segala keputusan.
Serta juga tindakan dalam ketentraman bermasyarakat dan seharusnya mendukung dan berusaha mencari solusi yang konkrit untuk menyelesaikan pandemi di kuningan ternyata keluar entah itu disengaja ataupun tidak membuat kondisi semakin gaduh.
Bapak Ketua DPRD yang terhormat. Apakah bapak masih merasa pantas untuk duduk di bangku Ketua dewan setelah apa yang disampaikan tersebut? Dan apakah tidur bapak nyenyak? ***
Penulis : Muhammad Bagja/Mahasiswa STISHK Kuningan)