Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Anything

Cara Manjur Menangkal Hoax

KUNINGAN (MASS) – Memang tak bisa dipungkiri, di era sekarang ini perkembangan teknologi semakin pesat dan canggih yang dapat menunjang, mempermudah beban masyarakat. Namun ternyata dibalik semua itu, terdapat pula masalah baru sangat berbahaya bagi masyarakat Indonesia, yakni hoax atau berita palsu (bohong).

Seperti yang dilansir diberbagai media massa, salah satunya www.idntimes.com yang diunggah (14/3/2018), disebutkan data penyebaran hoax di Indonesia yang di teliti oleh Dirjen Informasi Dan Komunikasi Publik (IKIP), Kominfo, Niken Wiastuti menyampaikan angka penyebaran hoax mencapai 800 konten per tahun.

Disamping itu, masyarakat Indonesia masih minim akan hal literasi. Sepeti yang dikatakan oleh Staf Ahli Kemendikbud Ilham Ramdani S Ip saat mengisi materi di Gedung KNPI  Minggu  (28/10/2018) dalam kegiatan Seminar Nasional, terbukti rangking yang didapat oleh Negara Indonesia adalah 57 literas.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Di Amerika, dalam satu tahun masyarakat menyelesaikan bacaan 20 sampai 50 buku. Sedangkan di Indonsia rata-rata masyarakat kita yang membaca satu tahun itu hanya menyelesaikan setengah buku saja,” ujarnya.

Lalu bagaimana caranya masyarakat menghadapi hoax dengan keadaan seperti ini? Dijelaskan oleh Ilham, cara pertama untuk mengklarifikasi data yang bersifat meragukan yakni dengan mencari judul yang sama di google. Ketika judul yang dicari ada namum isi berbeda sudah dipastikan itu hoax.

“Kalau temen-temen dapat brodcast dari teman maupun grup. Maka sudah dipastikan berita itu hoax 70%. Jangan langsung percaya, cari kebenarannya dulu. Sebab target hoax sangat berbahaya yakni menimbulkan kegelisahan, melahirkan kecurigaan dan melahirkan kebencian,” tambahnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sementara itu, Komisioner KPU Provinsi Jabar H Endun Abdul Haq M Pd yang saat itu juga menjadi pemateri memberikan sebuah trik untuk memverifikasi data hoax atau tidaknya, yakni dengan cara mengajukan lima buah pertanyaan yang dijamin dapat memfilter valid atau tidaknya.

“Ke lima ini harus terinternalisasi dalam diri anda. Diantaranya, Apakah benar beritanya? Apakah beritanya menolong? Apakah berita ini memberikan inspirasi bagi kita? Apakah berita ini diperlukan? Dan Apakah berita ini baik bagi kita dan orang lain?,” ujarnya.(argi)

Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Education

KUNINGAN (MASS)- Memperingati Hari Pendidikan Nasional, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Kuningan (FKOM Uniku) gelar Seminar Internasional dengan Tema “Making a mobile application is easy...

Education

KUNINGAN (MASS) – Memasuki era revolusi industri 4.0, cara mendidik anak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Menyikapi hal tersebut, Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak...

Social Culture

KUNINGAN (MASS) – Musyawarah Cabang (Musycab) merupakan agenda tahunan yang selalu diselenggarakan oleh PC IMM Kuningan. Tujuannya untuk bersilaturahmi seluruh kader IMM sekaligus musyawarah...

Education

KUNINGAN (MASS)- Himpunan Mahasiswa (Hima) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kuningan (Uniku),  menutup kegiatan “Semarak Bulan...

Education

KUNINGAN (MASS)- Sebanyak 300 orang yang berasal dari SMK se- Indonesia hadir di SMK Pertiwi Kuningan. Mereka  mengikuti Seminar Nasional Teknik Implementasi Kurikulum Industri...

Education

KUNINGAN (Mass) – Dalam rangka meningkatkan kualitas guru, Prodi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) STKIP Muhammadiyah Kuningan menggelar seminar nasional di RM Lembah Ciremai,...

Advertisement