Connect with us

Hi, what are you looking for?

Health

Antara Graha Berdaya; Rumah Yang Ramah, Bagi Penyandang Disabilitas Mental

KUNINGAN (MASS) – Sekilas, seperti tak ada yang berbeda dari aktifitas puluhan pasien di Rumah Antara Graha Berdaya di Desa Tambakbaya Kecamatan Garawangi.

Ya, puluhan pasien disana beraktifitas seperti biasa. Mereka bisa menyetrika baju, meniriskan nasi menggunakan kipas (ngakeul), membawakan baju, dan banyak kegiatan lainnya.

Dengan menggunakan baju kebesaranya yang berwarna hijau, mereka beraktifitas di “rumah” mereka yang nyaman. Di awal pertemuan, mata awam bahkan mungkin tak akan mengira, kalo yang sedang beraktifitas adalah pasien orang dengan gangguan jiwa (odgj) disabilitas mental, yang kebanyakan skizofernia.

Begitulah yang kuninganmass.com lihat pertama kali saat berkunjung ke Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Rumah Antara Graha Berdaya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Beberapa pasien terlihat di luar bersama pasien lainnya. Adapula yang sedang tertidur di kamarnya yang berupa ruang sekat satu sama lain. Ruangannya luas, dan mereka bebas, tidak dikekang, bahkan bisa beraktifitas seperti normal.

Hanya saja, kadang terlihat dari beberapa pasien, pandangannya yang tidak fokus dan tidak merespon saat disapa tamu asing, atau disapa anggukan dari orang yang tidak dikenalinya.

Mereka punya kamar masing-masing. Perkamar, disediakan kasur dan lemari. Mereka bersosialisasi sesama, kadang juga dengan masyarakat umum. Bahkan, beberapa juga bisa ikut membantu kegiatan umum seperti kerja bakti. Seperti itulah mereka dilatih dan dibimbing untuk pulih oleh pengurus Rumah Antara Graha Berdaya.

Kepala LKS Rumah Antara Graha Berdaya, Lukman Mulyadi menyebut pihaknya membangun fasilitas tempat ini, untuk rehabilitasi penyandang disabilitas mental. Disana, odgj terus didampingi dan diarahkan perilakunya agar bisa beraktifitas dan bertingkah seperti orang sehat pada umumnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.
Kepala LKS Rumah Antara Graha Berdaya, Lukman Mulyadi

“Kita ingin mereka kembali pulih ya kita sebutnya, bukan sembuh. Kita persiapkan agar nanti mereka bisa kembali ke masyarakat,” ujarnya, Rabu (1/6/2022) kemarin siang.

Dari sekitar 20 pasien di tempatnya, Lukman, yang kini menjabat kepala desa, menyebut 12 diantaranya jadi penghuni tetap. Banyak yang seolah “dibuang” dan dibiarkan begitu saja oleh keluarganya.

Sebgaian lagi, memang dititipkan oleh pihak keluarga. Bahkan, di hari-hari libur, dari pihak keluarga terlihat berkunjung untuk melihat pasien.

Ada juga, diantaranya yang terlihat dijemput kembali oleh keluarga. Biasanya, karena pasien sudah dianggap pulih dan bisa beraktifitas kembali, tentu dengan syarat dan tetap mengkonsumsi obat secara rutin sesuai yang disarankan.

Lukman bercerita, awal berdirinya tempat itu memang berdasar rasa empatinya yang besar. Dirinya ingin, mengurus odgj yang seperti diketahui, banyak yang diterlantarkan begitu saja, baik oleh keluarga maupun pemerintah tempat dia tinggal.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Banyak diantaranya, odgj yang dibiarkan berkeliaran di jalanan. Padahal, mereka harusnya dirawat dan terus dibimbing agar pulih.

“Banyak yang keluarganya sudah gak mau tahu lagi,” sebutnya kenapa sampai ada pasien tetap di tempatnya.

Lukman mengaku, dirinya selalu mengusahakan semaksimal mungkin upaya untuk kepulihan pasien. Selain dibimbing untuk pulih, kadang juga dirinya harus mengurus kepindahan pasien agar jadi penduduk setempat.

Setelah secara dibantu secara administrasi, pasien yang semisal harus diusahakan mendapat BPJS pun akan diurus. Apalagi, pasien perlu obat yang berkelanjutan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Untuk menanggung kehidupan pasien yang tidak lagi diperhatikan pihak keluarga, Lukman menyebut ada subsisi silang. Tentu ini sangat membantu mereka yang sedang diusahakan pulih. (eki)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Inspiration

KUNINGAN (MASS) – Adalah Tita Puspita dan Insan Nurhaida, dua atlet disabilitas Kuningan yang ikut menyumbang medali dan menghantrkan Indonesia juarai ASEAN Para Games...

Social Culture

KUNINGAN (MASS)- Pengurus Alumni Fakultas Peternakan (FaPet) Universitas Negeri Soedirman menggelar kegiatan santunan anak yatim dan disabilitas di bulan suci ramadhan, Minggu (10/06/2018). Kegiatan...

Advertisement
Exit mobile version