KUNINGAN (MASS) – Program Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kelihatannya sejalan dengan program BKKBN kaitan dengan ketahanan keluarga. Bahkan dalam pertemuan di Gedung Sabilulungan PKS Kuningan akhir pecan kemarin, politisi PKS turut menyosialisasikan batas usia pernikahan.
Anggota DPR RI dari PKS, Hj Netty Prasetyani MSi yang mengutarakan batasan minimal usia pernikahan tersebut. Sesuai aturan BKKBN, imbuhnya, batas usia perempuan minimal 21 tahun, sedangkan laki-laki 25 tahun.
“Pertimbangannya sudah matang secara psikologis dan finansial, karena menikah merupakan ibadah terlama dan sekolah terpanjang sehingga membutuhkan perencanaan yang matang,” jelas politisi perempuan yang masuk keanggotaan Komisi IX DPR RI itu.
Untuk itulah, sambung Netty, BKKBN memiliki jargon “berencana itu keren” dengan simbol sarangheo. Maksudnya untuk menyampaikan pada masyarakat bahwa menikah harus diawali dengan perencanaan terlebih dahulu.
“Minimal mampu memahami konsep pengasuhan sesuai dengan 8 fungsi keluarga, serta mampu merencanakan ketahanan keluarga dengan terpenuhinya empat komponen yaitu ekonomi, psikologis, sosial, dan spiritual,” beber Netty.
Semangat belajar sepanjang masa juga, lanjut Netty, mempegaruhi ketahanan keluarga. Sebagai unit terkecil, keluarga memegang peran sangat penting dalam menanamkan pola pendidikan, nilai karakter dan kebiasaan yang dibina sejak dini sehingga akan mewarnai kehidupan setelah mandiri. Dan setiap keputusan yang diambilpun sudah bisa dipertanggungjawabkan secara pribadi.
“Bidang Perempuan PKS memiliki program kerja yang seiring dengan program BKKBN, harapannya kiprah Bidang Perempuan PKS dapat dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat luas, sehingga perannya mampu menjadi bagian dalam pembangunan sumber daya manusia yang lebih berkualitas untuk menghadapi perkembangan zaman,” ucapnya.
Sosialisasi itu sendiri dilangsungkan Sabtu (30/10/2021) yang diselenggarakan Bidang perempuan dan Ketahanan Keluarga PKS Kuningan. Tajuknya ‘Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana Bersama Mitra Tahun 2021’.
Sosialisasi ini pun merupakan salahsatu program kerja dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Brencana, Pemberayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) yang dikepalai oleh Trisman Supriatna MPd.
Selain Netty Prasetyani, acara ini juga dihadiri oleh pejabat publik level pusat sampai kecamatan, diantaranya Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd. selaku deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi. Ia memberikan penjelasan tentang bahaya stunting, penyebab dan cara mencegahnya.
Disebutkan, data yang dihimpun BKKBN menunjukan angka stunting di Kab Kuningan pada peringkat 25 setelah Depok dan Sukabumi. Sukaryo memaparkan banyak program dari BKKBN yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat khususnya ibu hamil, balita, remaja, maupun lansia.
Pada acara ini hadir juga utusan dari BKKBN Propinsi Jawa Barat yaitu Irfan Indriastono, S.S., M.Si. Ia mengajak masyarakat untuk saling berbagi ilmu dan informasi kepada lingkungan sekitar sehingga harapannya bisa menjadi training for trainer dalam mewujudkan program-program BKKBN. (deden)