KUNINGAN (MASS) – Bukan hanya persoalan PJU dan Mall Kuningan, kini anggaran mamin (makan minum) atau penyediaan logistik di bagian umum setda, jadi sorotan. Ini seiring beredarnya rekaman percakapan tahun lalu yang berisi pengakuan salah seorang pejabat setda berinisial AW.
Isi rekaman berdurasi 4 menit itu, AW menyebutkan adanya dugaan penggunaan dana di bagian umum tanpa RKA (rencana kegiatan anggaran).
Istri bupati disebut-sebut kerap menggunakan dana talangan dari EN, yang juga pejabat setda untuk keperluan organisasinya. AW kemudian mengungkapkan, untuk menutupi pengeluaran tersebut EN diduga mengganti pengeluarannya itu dari pos RT bagian umum.
Menurut AW, sistem SPj sekarang memungkinkan untuk mencairkannya lantaran dihitung angka secara global alias tidak secara rinci.
“Kan dulu mah misal ATK itu untuk beli pulpen, pensil dan lainnya. Dirinci. Kalau sekarang kan beda. Hanya kebutuhan cetak dan penggandaan (tidak rinci),” jelasnya mencontohkan.
Ketika hendak dikonfirmasi, baik AW maupun EN tidak bisa dihubungi. Sedangkan istri bupati, Hj Ika menjawab siap untuk memberikan penjelasan dengan didampingi oleh kuasa hukumnya. Tapi kemudian ia memberikan keterangan susulan.
“Pak deden punten mangga taroskeun (tanyakan, red) langsung bae kepada yang bersangkutan saja. Bagi saya tidak merasa mendapatkan fasilitas lebih seperti apa yang sudah diatur. Hatur nuhun cukup ya pak deden,” ucapnya. (deden)