KUNINGAN (MASS) – Libur panjang 3 hari kemarin, H Atang Sugiyono sempat mudik ke Purwasari desa kelahirannya. Selain untuk urusan usahanya dan bertemu dengan pengurus berbagai organisasi yang dibinanya, pada Minggu malam (1/4/2018) ia berkesempatan mendampingi H Dudy Pamuji, Cabup Kuningan periode 2018-2023.
Acara itu bernama Ngaliwet Saba Desa dan silaturahmi dengan masyarakat Dusun Sampih Desa Purwasari Kecamatan Garawangi. Bahkan sehari sebelumnya (Sabtu malam), H Atang bertemu dengan sejumlah Pimpinan Pondok Pesantren dalam sebuah acara pengajian rutin bulanan para pimpinan/alumni Pondok Pesentren Darul Huda.
Ketika ditanya tanggapan tentang dukungannya terhadap paslon Pilkada Kuningan, Atang menanggapinya dengan santai.
“Pada prinsipnya semua calon siapapun nanti yang jadi harus kita dukung. Menurut saya Paslon yang ada semua hebat dan layak untuk memimpin Kuningan, terlepas dari setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan,” kata ketua PBSI Kuningan itu.
Tapi anda turut mensosialisasikan Paslon Dudy-Udin, berarti anda memberikan suaranya kepada paslon nomor 2 kan?
“Saya tidak punya hak pilih, karena saya KTP DKI hehehe,” jawab Atang sambil tertawa.
Tapi kan anda punya banyak gerbong yang bisa diarahkan?
“Begini, mungkin bukan mengarahkan ya, tapi saya mengajak dan memberikan pertimbangan kepada teman-teman (konstituen) tentang kenapa saya dukung paslon nomor 2,” ujarnya.
Selain karena pertalian keluarga, jelas Atang, ia melihat Paslon Dudy-Udin ini merupakan perpaduan antara politisi dengan pengusaha.
“Jadi menurut saya, paslon no 2 adalah pasangan yang ideal dalam pembagian tugasnya nanti. Saudara Dudy dengan pengalamanya sebagai anggota legislatif bisa konsentrasi dibidang politik, hukum dan birokrasi. Sedangkan saudara Udin dengan pengalaman mengelola usahanya dan latar belakang pendidikannya diharapkan dapat melahirkan gagasan, program-program terobosan dibidang ekonomi, khususnya dalam upaya meningkatkan PAD dan kesejahteraan rakyat,” paparnya.
Lalu bagaimana dengan pembentukan relawati atau Srikandi?
“Ini gagasan arus bawah yang datang ke rumah, dengan pertimbangan karena pemilih 60 % adalah perempuan. Jadi dipandang perlu membentuk team khusus yang terdiri dari para srikandi untuk mendulang suara dari kalangan perempuan,” terang dia.
Atang menambahkan, setiap paslon pasti punya strategi masing-masing. “Saya memilih strategi membentuk Tim Srikandi untuk ditugaskan mensosialisasikan Dudy-Udin dikalangan pemilih perempuan melalui pendekatan door to door. Kewajiban kita hanya ikhtiar dan berdoa. Hasilnya, Insya Allah. Walohualam,” pungkasnya. (argi)