KUNINGAN (MASS) – Kekalahan menyakitkan Pesik dari Sukabumbi FC dengan skor 1-0 pada babak 8 besar Liga 3 Indonesia Seri 2 Zona Jabar masih diperbincangkan, karena pada pertandingan itu Pesik merasa dikerjai oleh wasit, terutama diberikannya kartu merah kepada Rafli pada menit 21 babak pertama.
Puncaknya pada menit ke 24 babak kedua, Wasit Bachtiar Wildan HM dikejar oleh Edi Kampak Offcial Tim Pesik ke tengah lapangan. Bukan hanya Edi, tapi yang lain juga ikut memburu termasuk Pelatih Pesik Ade Lesmana.
baca berita sebelumnya: https://kuninganmass.com/incident/laga-pesik-vs-sukabumi-fc-ricuh/
Bahkan Wabup Kuningan HM Ridho Suganda ikut mengejar wasit dan protes ke wasit. Aksi ini sampai saat ini masih diperpincangkan terlebih untuk Wabup Edo.
Wasit sendiri ketika ditanya oleh pelatih dan offcial terkait tidak memberikan tindakan ketika ada pemain Sukabumi FC menyikut pemain Pesik, berdalih tidak melihat. Padahal aksi itu jelas terlihat terlebih posisinya tidak jauh dari lokasi.
“Saya kan tidak melihat. Makanya mau konsultasi dengan asisten wasit. Hal itu belum dilaksanakan, tapi keburu banyak yang menyerbut ke lapangan,” ujar Bachtiar Wildan HM membela diri.
Wabup Edo sendiri mengaku, tindakan dilakukan karena spontan dan sudah merasa kehilangan kesabaran karena sudah berulang kali wasit tidak bertindak tegas. Ia menonton Pesik bukan satu kali dua kali tapi sering.
“Biasanya juga saya menikmati pertandingan dengan cara duduk ditribun karena memang wasit bertindak adil. Ini mah banyak merugikan Pesik sehingga saya protes dan itu wajar,” ujarnya.
baca berita sebelumya : https://kuninganmass.com/sport/laju-pesik-terhenti-pelatih-wasit-diancam-oleh-pemilik-sukabumi-fc/
Dari pantauan kuninganmass.com Wabup Edo ketika mendekti wasit dan juga melakukan protes dilerai oleh Panpel. Aksi ini mendapatkan beragam tanggapan dari warga Kuningan dan kubu lawan.
Namun, terlepas itu semua yang pasti banyak harapan dari pencinta sepakbola Kuningan agar anak bungsu Bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda itu kembali menghidupkan Pesik seperti yang dilakukan oleh orang tuanya.
Sebab, Pesik saat ini seperti kehilangan induknya, padahal dengan potensi yang dimiliki Pesik tidak layak bermain di Seri B, harus di Divisi 2 Liga Indonesia atau paling tidak di Seri 1 Liga 3.(agus)