KUNINGAN (Mass) – Rencana eksekusi yang hendak dilakukan PN (Pengadilan Negeri) Kuningan Kamis (24/8) dihalangi ratusan massa. Mereka yang merupakan gabungan warga adat Sunda Wiwitan, Gempur, GMBI dan mayarakat umum menutup rapat jalan menuju obyek eksekusi di Kelurahan/Kecamatan Cigugur.
Massa penolak eksekusi sudah berkumpul di lokasi sejak jam 7 pagi. Kepulan asap dari ban bekas yang dibakar terlihat di beberapa titik. Pintu masuk menuju RS Sekar Kamulyan dipenuhi massa. Sebab lahan yang akan dilokasi berada di bawah RS tersebut.
Dari arah barat pun, berdekatan dengan rumah sakit, tampak ratusan massa sudah berkumpul sambil membakar ban bekas. Orasi demi orasi disuarakan oleh massa. Mereka ngotot untuk mempertahankan sebidang lahan yang akan dieksekusi PN Kuningan.
“Bukan sebidang tanahnya yang kami pertahankan melainkan nilai budayanya,” tegas salah seorang orator disambut teriakkan massa.
Pantauan kuninganmass.com, ratusan aparat keamanan diterjunkan. Baik dari kepolisian maupun satpol pp. Sesuai dengan tugasnya, mereka akan mengamankan proses eksekusi yang akan dilakukan PN. Puluhan polwan berada pada barisan depan aparat keamanan.
Sedangkan dari massa, ibu-ibu yang terlihat berada pada barisan depan. “Satu komando. Aparat keamanan menjalankan tugas, kita juga bertahan,” teriak Koordinator Gempur, Okki Satrio menggunakan pengeras suara.
Aksi dorong pun terjadi ketika polwan maju dua langkah menuju obyek eksekusi. Sampai akhirnya ada seorang ibu yang jatuh pingsan. Teriakan wanita mengiringi aksi dorong antara aparat dan massa.
Formasi pun diubah. Kali ini yang saling berhadapan sesama kaum pria. Aksi dorong nyaris ricuh. Kerumunan massa yang saling dorong itu bergeser mendekati warung yang berjejer di pinggir jalan tersebut. Hingga membuat atap terpal satu warung rusak.
Intruksi untuk menghentikan langkahnya dikeluarkan kepada aparat keamanan. Ini setelah terlihat adanya petugas yang kesakitan sambil memegang telinga. Seorang lagi dari satpol pp yang tampak kesakitan sambil memegang dada. (deden)