KUNINGAN (MASS) – Jaring Pengaman Sosial yang direncanakan pemerintah Kabupaten Kuningan untuk mengantisipasi penanganan wabah covid dan pasca wabah, banyak mengundang saran dari masyarakat.
Penanganan covid 19 dengan memangkas anggaran di seluruh SKPD dan refocusing anggaran tersebut, mengundang saran dari masyarakat terkait bentuk yang akan diberikan dan penyalurannya pada masyarakat.
Pasalnya dari pengalaman bantuan yang sudah-sudah, di lapangan banyak terjadi hal-hal yang tak sesuai dengan yang direncanakan, terutama soal banyaknya data penerima yang tak tepat.
Ketua karang taruna Subang, Munawwar Taufik menyebut bantuan lebih baik disalurkan melalui desa. Pasalnya, di desa sudah memiliki atribut pembagiannya hingga lingkungan terkecil.
“Bisa di desa, ataupun disalurkan melalui lurah RW dan RT, jadi nanti disalurkan ke masyarakat langsung. Tak perlu ribet. Saya yakin di zaman yang serba terbuka saat ini, moal aya nu nyoceng,,” jelasnya menggunakan bahasa sunda.
Dirinya mengaku, terkadang ada saja yang penerima bantuan yang tidak sadar dan menerima bantuan dari dua poros. Sedang masyarakat lainnya, tidak terbagi oleh bantuan manapun.
“Ada saja yang double, terpaksalah disurvey RT lagi,” tambahnya.
Munawar juga mewanti-wanti masyarakat agar dengan kesadaran diri bisa melaporkan hal tidak biasa dari bansos, baik kejadian menerima dua bantuan, atau karena tidak menerima bantuan dengan berdialog dengan pihak desa. “Jangan curhat ke medsos, ada baiknya bertanya lebih dulu,” ujarnya. (eki)