KUNINGAN (MASS) – Isu demi isu dan spekulasi demi spekulasi terus bermunculan. Ini karena PDIP belum mengeluarkan kepastian terkait siapa yang hendak direkomendasi untuk maju mencalonkan bupati dan wakil bupati.
Beberapa kalangan mengakui, kepastian PDIP ini sangat ditunggu oleh lawan politik. Nampaknya, rival politik tidak akan duluan mendeklarasikan pasangan calon sebelum partai kepala banteng moncong putih itu memutuskan.
Dinamika politik di tubuh PDIP sendiri terus bergulir. Duet ADEM (Acep Purnama-Dede Sembada) mencuat lebih dulu. Belakangan duet tersebut justru tergeser oleh duet AMAN (Acep Purnama-Rana Suparman).
Namun, spekulasi baru muncul. Ini dilihat dari singgahnya Ketua MUI Pusat, KH Ma’ruf Amin ke rumah Rana Suparman di Bayuning Kadugede, Rabu (25/10/2017). Sebagian pengamat beranggapan, kunjungan tersebut bukan tanpa makna.
“Kunjungan pak Ma’ruf Amin itu saya kira kental politiknya. Kok tiba-tiba seorang ulama besar ke rumah pak Rana. Makan di situ, sholat di situ. Bukan ke rumah pak Acep misalnya atau ke rumah pak Dede Sembada. Bisa juga di rumah ketua MUI Kuningan atau ketua PC NU Kuningan,” ujar Soejarwo, salah seorang pengamat politik.
Saat kunjungan Ma’ruf Amin ke rumah Rana, setidaknya ada 2 parpol yang menonjol yakni PDIP dan PKB. Pucuk pimpinan dari ke 2 partai itu hadir dengan membawa banyak kadernya. Bahkan kandidat dari PKB, dr Toto Taufikurohman Kosim, berada di tengah-tengah mereka. Namun Bupati H Acep Purnama MH tidak terlihat.
Spekulasi baru pun muncul. Melihat pemandangan tersebut mengisyaratkan PDIP hendak berkoalisi dengan PKB. Tak heran jika kemudian mencuat duet RAHMAN yang berarti Rana Suparman-Toto Taufikurohman Kosim.
Kala dikonfirmasi para pewarta, Ketua DPC PKB Kuningan, H Ujang Kosasih MSi membenarkan duet RAHMAN. “Iya,” singkat Ujang saat ditanya kebenaran duet tersebut di gedung dewan, Jumat (27/10/2017).
Rana Suparman mencoba menangkis asumsi politis dari kunjungan Ma’ruf Amin ke rumahnya, Rabu lalu. “Kenapa ke rumah saya, mungkin karena suasananya nyaman. Pak KH Ma’ruf pengen lihat Kuningan ASRI itu seperti apa sih. Sawahnya masih ada, kebunnya masih ada. Di rumahnya ada burung, ada ayam. Kebetulan disampaikan, itu rumahnya ketua dewan, ya udah ke sini. Itu saja, gak ada yang lain,” paparnya.
Ia membantah bahwa kehadiran ulama kaliber nasional tersebut berkaitan dengan pemberian restu pilkada. “Gak, gak ada. Berkah rumah saya dianggap representasi dari masyarakat pilemburan. Pak Ma’ruf kan sehari-hari di Jakarta. Hilir mudik kendaraan. Tadi lihat sawah, kata beliau wah sawahnya subur ya, banyak tanamannya, masih ada tumbuhan besar. Alhamdulillah ini dianggap representasi desa. Kelihatan suasana desanya,” tuturnya.
Rana melanjutkan, dirinya hanya meminta doanya dan berkahnya. Ma’ruf Amin menurut Rana, adalah cicit Syekh Nawawi Al Bantani, seorang waliyullah yang luar biasa.
“Mudah-mudahan kehadiran beliau berkah buat saya, keluarga dan masyarakat Kuningan,” harap Rana.
Lantas ketidakhadiran Bupati H Acep Purnama dalam penyambutan ketua MUI Pusat di rumahnya, ternyata mendapat pembelaan dari Rana. Bahkan, kata “Beliau” digunakan oleh Rana pada saat membela Acep.
“Beliau kan sibuk. Ada program BPJS, habis peringatan Hari Santri dan kemarin baru pulang dari Jakarta dipanggil presiden. Saya harus memaklumi beliau kader partai yang lelah, masa digered sana gered sini, kasihan. Tugas beliau lebih tinggi, harus mengurus Kabupaten Kuningan,” bela Rana. (deden)