KUNINGAN (MASS) – Kalau menggunakan istilah ABG, antara H Acep Purnama (ketua DPC PDIP Kuningan) dan Nuzul Rachdy (sekretaris DPC) itu seperti CLBK (cinta lama bersemi kembali). Pasalnya, pada saat Acep jadi ketua DPC lima belas tahun yang lalu, Zul (sapaan akrab Nuzul) sebagai sekretarisnya.
Tak heran jika Zul mengatakan, antara dirinya dengan Acep bukanlah sesuatu yang baru. Dua-duanya kader senior dimana Acep pernah menjabat ketua DPC tiga periode. Sedangkan Zul pernah menjadi sekretaris DPC sewaktu Acep memimpin partai lima belas tahun silam.
“Bagi saya pak Acep ini bukan barang baru karena lima belas tahun lalu saya pernah juga jadi sekretaris pak Acep. Jadi, bukan sesuatu yang baru antara saya dan pak Acep,” ungkap Zul via ponsel, Minggu (14/7/2019).
Konfercab PDIP Kuningan yang dilangsungkan di Pangandaran tersebut dilaksanakan serentak dengan kabupaten/kota lainnya. Seperti Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya dan Garut.
Hadir Ketua DPP Idham Samawi yang langsung memimpin konfercab mulai dari pembukaan sampai pembacaan rekomendasi DPP. Sidang-sidang formatur dipimpin oleh pengurus DPD Jabar, seperti Ir Gatot Cahyono, Drs Bedi Budiman dan pengurus DPD lainnya.
“Jumlah kepengurusan yang ditetapkan konfercab sebanyak 19 orang yang terdiri dari beberapa tokoh partai, mantan bupati dan sebagainya. Saya merasa ini komposisi terbaik untuk PDIP di Kabupaten Kuningan,” ucapnya.
Selain melahirkan kepengurusan DPC 19 orang, dalam konfercab sekaligus dikukuhkan ketua, sekretaris dan bendahara DPC terpilih sebagai utusan kongres, 8 Agustus nanti di Bali. Satu hal yang menjadi kebanggaan Zul, pada konfercab tersebut pergantiannya secara gradual.
“Dan saya mengapresiasi kepada ketua DPC sebelumnya, pak Rana Suparman, karena kepemimpinan beliau meninggalkan satu legacy yang baik. Baru kali ini menjelang konfercab dilaksanakan silaturahmi 32 PAC, tadi malam di Hotel Surya Transera, demikian hangat suasananya,” tutur Zul.
Ini menunjukkan, imbuh dia, PDIP di Kuningan cukup kondusif. Menurut Zul, pergantian kepemimpinan bukan menjadi sesuatu yang harus dipersoalkan terlalu dalam. “Tapi bagaimana pergantian ini menimbulkan sikap saling menghormati diantara kita,” pungkasnya. (deden)