KUNINGAN (MASS) – Saat ini dengan karunia Allah SWT kita saat ini menikmati nikmat kemerdekaan, nikmat yang susah kita capai dan harus berates-ratus tahun bangsa kita berjuang untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, sebuah nikmat yang hanya bisa disadari oleh orang-orang yang punya rasa terima kasih kepada para pahlawan, kepada para syuhada yang rela mengorbankan waktu, tenaga, harta dan nyawa untuk menebus sebuah kata bernama Merdeka.
Dengan usia 77 tahun idealnya bangsa ini sudah menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sesuai dengan yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Pertanyaannya adalah apakah kita sebagai bangsa sudah mencapai itu semua?
Pangkal untuk mencapai itu semuanya menurut hemat kami adalah pendidikan. Lalu bagaimana untuk kualitas pendidikan indoseia saat ini, jika mengacu kepada data yang dipublikasi oleh World Population Review, pada tahun 2021 lalu Indonesia masih berada di peringkat ke-54 dari total 78 negara yang masuk dalam pemeringkatan tingkat pendidikan dunia. Masih kalah dengan sesama negara yang berada di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura di peringkat 21, Malaysia di peringkat 38, dan Thailand di peringkat 46.
Ini adalah sebuah tantangan untuk kita sebagai anak bangsa, mengapa bisa seperti ini? jawabannya adalah banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, diantaranya sarana prasarana yang kurang memadai, rendahnya kualitas tenaga pengajar, mahalnya biaya pendidikan, dan lain sebagainya. Kualitas sarana fisik pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata sempurna.
Ada sebuah harapan sebenarnya dimana Negara kita saat ini menempatkan pembangunan di sektor pendidikan sasaran pembangunan yang paling utama. Hal ini bisa terlihat dari besaran anggaran yang paling besar diantara kementrian-kementrian yang ada adalah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Alokasi anggaran pendidikan tetap dipertahankan pada 20% dari total APBN. Alokasi anggaran yang besar itu diprioritaskan untuk meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan melalui peningkatan dan pemerataan pelayanan pendidikan di seluruh Indonesia. Pemerintah berharap anggaran pendidikan ini bisa membangun kemampuan dasar anak-anak Indonesia mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan dasar. Terutama dalam kemampuan literasi, matematika, dan sains.
Hal ini sesuai dengan pernyataan pendiri Sekolah Putra Pertiwi Pondok Cabe Novianty Elizabeth. Tapi hal yang tidak boleh tidak adalah pendidikan karakter harus tetap melekat, kita tidak mungkin menjadi bangsa yang besar tanpa menyertakan pendidikan karakter untuk peserta didik di Indonesia, dengan niat baik pemerintah dan didukung oleh insan pendidikan dan semangat putra putri Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar maka bukan tidak mungkin di usia kemerdekaan Indonesia yang ke 100 tahun bangsa ini akan setara dengan Negara Inggris, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Swedia, Prancis, Denmark, Kanada, Jerman, Swiss, Finlandia dan lain-lain.
Dirgahayu Indonesiaku, terbang tinggi Garudaku, dan Melesatlah Prestasi anak Bangsa. I Love Indonesia
Penulis : Suwarno MPd
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran ( STIQ ) Al-Multazam Kuningan