KUNINGAN (MASS) — Wasir atau ambeien masih menjadi salah satu gangguan kesehatan yang kerap dianggap sepele, padahal dapat menimbulkan komplikasi serius bila tidak ditangani secara tepat. Data terbaru dari Klinik Wasir Metro Kuningan menunjukkan, sekitar 76 persen kasus wasir dapat sembuh tanpa operasi, asalkan pasien menjalani terapi yang komprehensif dan disiplin.
“Banyak orang masih percaya bahwa satu-satunya cara menyembuhkan wasir adalah operasi. Padahal, dari pengalaman kami, sebagian besar kasus bisa sembuh dengan terapi non-operatif,” ungkap Dr. dr. H. Asep Hermana, SpB, FINACS, MM, dokter spesialis bedah sekaligus pendiri Klinik Wasir Metro Kuningan, Rabu (29/10/2025).
Klinik yang berdiri sejak tahun 2012 itu telah melayani lebih dari 2.000 pasien, dengan 87 persen di antaranya mengalami perbaikan dan penyembuhan tanpa tindakan operasi. Hanya sekitar 8 persen pasien yang perlu menjalani tindakan bedah akibat sudah timbul komplikasi seperti abses anus, robekan, atau fistula yang sulit diterapi.
Asep menjelaskan, peningkatan kasus wasir berkaitan erat dengan pola hidup sedentari atau “mager” serta konsumsi makanan rendah serat yang tidak ramah bagi sistem pencernaan.
“Kebiasaan duduk terlalu lama, kurang gerak, dan pola makan yang buruk adalah kombinasi yang membuat angka kejadian wasir terus meningkat,” jelasnya.
Selain rasa nyeri dan gangguan buang air besar, komplikasi wasir juga dapat memicu anemia (kurang darah) yang berimbas pada penurunan daya pikir dan kinerja tubuh.
“Bila wasir berdarah terus-menerus, pasien bisa mengalami kekurangan darah. Akibatnya, kemampuan konsentrasi menurun dan tubuh cepat lelah,” tambahnya.
Klinik Wasir Metro Kuningan yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman No. 110, Kuningan itu dikenal sebagai salah satu klinik rujukan dengan pendekatan komprehensif dan teknologi modern. Seluruh pasien ditangani langsung oleh dokter spesialis bedah, dibantu tim edukasi tersertifikasi khusus wasir.
Fasilitas diagnostiknya menggunakan rectosigmoidoscopy digital camera, alat canggih untuk melihat bagian dalam anus sehingga diagnosis lebih akurat. Klinik itu juga memiliki obat racikan sendiri yang telah berizin BPOM RI, serta menyediakan layanan telemedicine untuk pasien dari luar daerah.
“Kami ingin memastikan semua pasien mendapatkan penanganan yang ilmiah, aman, dan manusiawi. Karena itu, pendekatannya harus menyeluruh, bukan hanya mengobati gejala, tapi juga memperbaiki perilaku hidup pasien,” katanya.
Selain terapi medis, Klinik Wasir Metro Kuningan juga memberikan pendampingan edukatif. Setiap pasien mendapat e-book panduan protokol terapi, video edukasi, serta akses konsultasi online dengan tim admin selama jam kerja.
“Kami tidak ingin pasien hanya datang berobat lalu pulang tanpa paham apa yang harus dilakukan. Edukasi dan pendampingan menjadi kunci agar hasil terapi bertahan lama dan kekambuhan bisa dicegah,” ujarnya.
Menurut Asep, lebih dari 67 persen penderita wasir mengalami kekambuhan karena pengobatan sebelumnya tidak komprehensif dan perilaku makan yang belum berubah. Melalui pendekatan terpadu yang dikembangkan kliniknya, angka kekambuhan tersebut dapat ditekan secara signifikan.
“Kuncinya adalah disiplin dan pemahaman. Wasir bisa dikendalikan bahkan sembuh total bila pasien menjalani terapi dengan benar,” pungkasnya. (argi)
